Heboh Ada Warganya yang Dipasung, Begini Reaksi Pemkot Serang

Marsiti mengaku selama ini dirinya hidup kesulitan dan tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah

Bangun Santoso
Rabu, 27 Januari 2021 | 07:43 WIB
Heboh Ada Warganya yang Dipasung, Begini Reaksi Pemkot Serang
Ilustrasi dipasung (Foto: Antara/Syaiful Arif)

SuaraBanten.id - Warga di Kota Serang dihebohkan dengan keberadaan seorang warga bernama Abdul Mukti, pria 61 tahun di Kampung Tanjung Ilir, Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan yang dikabarkan dipasung. Terkait hal itu, Pemkot Serang langsung bereaksi.

Pemkot Serang menyatakan, langsung bertindak dan bakal menjamin keluarga Abdul Mukti sebagai penerima bantuan sosial.

“Iya kami sudah intruksikan ke dinsos dan dinkes untuk segera menindaklanjuti terkait warga (dipasung) itu. Dan kami juga sudah sampaikan agar anggota keluarga tersebut masuk dalam kuota Penerima Bantuan Iuran(PBI) dari kami,” kata Sekda Kota Serang, Nanang Saefudin, sebagaimana dilansir Bantennews.co.id (jaringan Suara.com), Selasa (26/1/2021).

Sementara itu dari informasi, petugas Puskesmas setempat sudah melakukan tindakan medis terhadap Abdul Mukti yang disebut-sebut telah dipasung oleh keluarganya.

Baca Juga:Cucu Bunuh Nenek di Kampung Tanjung Serang karena Dilarang Petik Nangka

Sebelumnya, istri Abdul Mukti, Marsiti, mengungkapkan, sejak suaminya sakit ia tidak bisa bekerja dan hanya mengandalkan nafkah dari anak kelimanya yang bekerja sebagai office boy. Karena itu ia hidup seadanya sambil mengurus suaminya yang mengalami gangguan jiwa. Selama itu pula ia tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah.

“Saya enggak kerja ngurusin bapak terus. Bantuan belum pernah dapet dari Pemerintah Kota Serang,” katanya.

Marsiti berharap ia bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah supaya bisa mempermudah kehidupannya. Apalagi ia sendiri tidak memiliki pemasukan karena sibuk mengurus suaminya yang saat ini mengalami gangguan jiwa. Ia sendiri mengaku tidak membawa suaminya berobat ke dokter karena tidak memiliki biaya.

Marsiti bercerita, semula suaminya sehat dan baik-baik saja. Sampai kemudian ia jatuh dari tangga kandang ayam tempatnya bekerja. Sejak saat itu, Marsiti mengurusi suaminya dengan sesekali membawanya berobat ke tempat urut.

Sempat sembuh dan bisa berjalan, namun suatu hari Abdul Mukti jalan kaki lalu terjatuh kembali. Hingga akhirnya Abdul Mukti disebut mengalami gangguan jiwa.

Baca Juga:Jalan Rusak Parah, Warga Kampung Siluman Serang Tanam Padi di Jalanan

“Kalau kayak sekarang ini baru dua tahun. Sebelumnya sakit aja,” kata Marsiti.

Terkait kondisi suaminya yang dirantai, Marsiti mengungkapkan, hal itu dilakukan lantaran suaminya pernah memukul wajahnya. Khawatir akan mengulangi perbuatannya itu, kedua anak Abdul Mukti memutuskan merantai ayahnya agar tidak mengganggu. Selain itu, Abdul Mukti juga kerap kabur dan loncat dari atas kamar.

“Tadinya cuma dikurung tapi terus dirusak pintunya dan jendelanya,” ujarnya lagi.

Sementara Bahroji, warga setempat mengatakan, keluarga Abdul Mukti memang hidup memprihatinkan. Karena itu, ketika Abdul Mukti jatuh dan harus dibawa berobat, keluarganya tidak bisa karena tak ada biaya.

“Waktu masih sehat dia sempat menjabat RT. Berhubung keponakan saya ini terbentur biaya, makanya enggak diobatin secara medis," kata Bahroji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak