ISIS Gorok 11 Pekerja, Tewas Dengan Mata Tertutup dan Tangan Terikat

"Pelaku telah menggorok tenggorokan para korban hingga putus, sebelumnya tangan mereka diikat di belakang dan mata mereka ditutup," kata pejabat keamanan.

M Nurhadi
Selasa, 05 Januari 2021 | 11:39 WIB
ISIS Gorok 11 Pekerja, Tewas Dengan Mata Tertutup dan Tangan Terikat
Ilustrasi ISIS (Shutterstock).

SuaraBanten.id - ISIS mengklaim bertanggung jawab terkait serangan yang menewaskan 11 orang dari etnis minoritas Syiah Hazara di provinsi Baluchistan, Pakistan pada Minggu (3/1/2021).

Seorang pejabat keamanan setempat mengatakan, para korban merupakan penambang yang tengah berada di mess mereka tak jauh dari tambang batu bara tempat mereka bekerja.

"Pelaku telah menggorok tenggorokan para korban hingga putus, sebelumnya tangan mereka diikat di belakang dan mata mereka ditutup," kata pejabat keamanan yang meminta agar namanya tidak disebutkan, melansir Batamnews.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melalui akun Twitter resminya mengutuk aksi pembantaian tersebut. Imran mengatakan, pembunuhan 11 penambang batu bara itu sebagai tindakan terorisme yang tidak manusiawi.

Baca Juga:Usai Urus Konflik Taliban, JK Minta Kerja Sama Dagang dengan Afghanistan

"(Saya) telah meminta Frontier Constabulary untuk menggunakan semua sumber daya untuk menangkap para pembunuh ini dan membawa mereka ke pengadilan," tulis Imran.

Dikutip dari Reuters, video yang menunjukkan tiga korban tewas tergeletak di lapangan dan beberapa korban lainnya berlumuran darah viral di meida sosial.

Kantor berita Amaq melalui saluran komunikasi Telegram telah mengonfirmasi, bahwa ISIS mengaku bertanggung jawab atas aksi pembantaian tersebut.

Buntut dari peristiwa ini, anggota minoritas etnis Hazara di Quetta kemudian memblokir akses jalan dan membakar ban di sekitar lokasi.

Etnis Hazara dan berbagai kelompok Sunni di Afghanistan kerap kali menjadi sasaran kelompok militan Taliban dan ISIS.

Baca Juga:Konflik Berkepanjangan, Afghanistan Minta Bantuan Ulama Indonesia

Aksi pembantain terjadi setelah kondisi di tempat mayoritas syiah Hazara di provinsi tersebut dianggap relatif kondusif dalam hampir satu tahun terakhir.

Sebelumnya, pada April tahun lalu terjadi aksi bom bunuh diri yang menewaskan 18 orang di provinsi yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini