Hiii! Ada Kuliner Sadis di Tangerang, Sate Ular Kobra hingga Sop Biawak

Ian mengaku sudah 18 tahun warung tempatnya berjualan sate kobra hingga sop biawak dan kalong di Tangerang

Bangun Santoso
Rabu, 30 Desember 2020 | 07:39 WIB
Hiii! Ada Kuliner Sadis di Tangerang, Sate Ular Kobra hingga Sop Biawak
Ian, pedagang sate kobra hingga sop biawak dan kalong di Tangerang. (Suara.com/Hairul)

SuaraBanten.id - Bagi sebagian orang, ular kobra, biawak dan kalong mungkin menjadi binatang yang agak menyeramkan untuk disantap. Namun, tidak bagi Ian Suhendi (32) yang membuka warung tenda di Kuliner Pasar Lama, tepatnya di Jalan Ki Samaun, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Banten.

Pria yang tinggal di belakang GOR Dimyati Kota Tangerang itu sudah menjadi koki handal dalam hal mengolah panganan ekstrim. Usaha warung tenda miliknya itu terhitung sudah 18 tahun berdiri dan masih banyak peminatnya.

Untuk menemukan warung tenda yang diberi nama "Tenda Dua Kobra" itu, pengunjung kuliner pasar lama cukup berjalan dari tempat parkir dekat Pendopo Bupati Tangerang sekitar 500 meter.

Sebelum masa pandemi Covid-19, warung tenda milik Ian buka setiap hari mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Sementara, saat ini warung tenda miliknya buka pukul 16.00-19.30 WIB.

Baca Juga:Masuk Musim Hujan, Awas Teror Ular Kobra di Sekitar Rumah

Warung tenda milik Ian sekilas seperti warung pada umumnya. Namun, pengunjung yang datang ke warungnya sangat banyak dan tidak pernah henti.

Selasa (29/12/2020) malam, Suara.com berkesempatan datang ke warung tenda milik Ian. Ia tampak serius mengambil ular kobra yang akan disajikan menjadi makanan.

Untuk mengambil ular, Ian mesti memperhatikan gerak gerik tumpukan ular dari luar kandang kawat. Saat posisi ular tepat, dalam hitungan detik Ian gesit mengambil ular kobra yang akan dimasak.

Ian mengatakan, meski sudah belasan tahun berjualan sate kobra dan kobra goreng. Ia juga tak luput dari gigitan dan serangan bisa kobra.

"Saya sudah empat kali digigit kobra. Satu kali pernah saya digigit hingga pingsan dan dibawa ke rumah sakit oleh teman," katanya kepada Suara.com, Selasa (29/12/2020).

Baca Juga:Ngeri! Warga Bekasi Temukan 20 Telur Ular Kobra, 10 Sudah Menetas

Mendapat resep dari paman dan kakeknya, Ian mengaku menjual beberapa jenis makanan berbahan dasar ular kobra, biawak, dan kalong.

"Ada sate, ada yang di goreng, sop hingga kami buat abon," urai pria berambut panjang itu.

Untuk ular, biawak dan kelelawar yang di goreng maupun sate ia membanderolnya dengan harga sama yakni Rp 24 ribu. Sementara untuk sop ia menghargai Rp 20 ribu dan abon dijual Rp 25 ribu.

"Kalau ular kobra satu ekor kami jual Rp 60 ribu. Itu sudah semuanya termasuk darah, empedu, dan daging kobra goreng atau sate," ungkapnya.

Menurut dia, pasokan biawak berasal dari Balaraja, Kabupaten Tangerang. Sementara, untuk ular kobra dikirim dari beberapa wilayah di Jawa Tengah.

"Jadi kalau sudah kosong stoknya saya kontek mereka, nanti dikirim ke sini," katanya.

Ian mengakui, awalnya ia menjual sate kobra, biawak dan kalong hanya untuk obat kulit. Namun, lambat laun lantaran semakin banyak orang yang tahu, sekarang warung tenda miliknya banyak dikunjungi orang yang hanya mau mencoba-coba.

"Banyak yang datang ke sini cuma mau nyoba daging ular, biawak dan kalong," ujarnya lagi.

Kata dia, untuk khasiatnya, baik daging ular, biawak dan kalong bermanfaat untuk mengobati penyakit kulit.

"Kalau darahnya bisa untuk penambah stamina dan empedunya untuk obat panas dalam," katanya.

Dalam semalam, penghasilan dari berjualan panganan berbahan dasar binatang ekstrem itu cukup fantastis. Sebelum pandemi ia selalu menghabiskan masing-masing 15 kilogram ular kobra dan biawak. Namun saat pandemi menurun hanya sekira 5 kilogram.

"Kalau penghasilan sebelum pandemi Rp 3-5 juta per hari, tapi saat pandemi turun jadi Rp 1,5-2 juta per hari," imbuh dia.

Kontributor : Hairul Alwan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak