"Ada sate, ada yang di goreng, sop hingga kami buat abon," urai pria berambut panjang itu.
Untuk ular, biawak dan kelelawar yang di goreng maupun sate ia membanderolnya dengan harga sama yakni Rp 24 ribu. Sementara untuk sop ia menghargai Rp 20 ribu dan abon dijual Rp 25 ribu.
"Kalau ular kobra satu ekor kami jual Rp 60 ribu. Itu sudah semuanya termasuk darah, empedu, dan daging kobra goreng atau sate," ungkapnya.
Menurut dia, pasokan biawak berasal dari Balaraja, Kabupaten Tangerang. Sementara, untuk ular kobra dikirim dari beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Baca Juga:Masuk Musim Hujan, Awas Teror Ular Kobra di Sekitar Rumah
"Jadi kalau sudah kosong stoknya saya kontek mereka, nanti dikirim ke sini," katanya.
Ian mengakui, awalnya ia menjual sate kobra, biawak dan kalong hanya untuk obat kulit. Namun, lambat laun lantaran semakin banyak orang yang tahu, sekarang warung tenda miliknya banyak dikunjungi orang yang hanya mau mencoba-coba.
"Banyak yang datang ke sini cuma mau nyoba daging ular, biawak dan kalong," ujarnya lagi.
Kata dia, untuk khasiatnya, baik daging ular, biawak dan kalong bermanfaat untuk mengobati penyakit kulit.
"Kalau darahnya bisa untuk penambah stamina dan empedunya untuk obat panas dalam," katanya.
Baca Juga:Ngeri! Warga Bekasi Temukan 20 Telur Ular Kobra, 10 Sudah Menetas
Dalam semalam, penghasilan dari berjualan panganan berbahan dasar binatang ekstrem itu cukup fantastis. Sebelum pandemi ia selalu menghabiskan masing-masing 15 kilogram ular kobra dan biawak. Namun saat pandemi menurun hanya sekira 5 kilogram.