Cerita Pelipat Kertas Suara Pilkada di Tengah Pandemi: Pasrah Aja Deh!

Agar selesai tepat waktu, KPU menerjunkan tenaga ahli pelipat kertas suara. Seperti apa ceritanya?

M. Reza Sulaiman
Jum'at, 27 November 2020 | 05:05 WIB
Cerita Pelipat Kertas Suara Pilkada di Tengah Pandemi: Pasrah Aja Deh!
Para petugas sibuk melipat kertas suara Pilkada Tangsel 2020 di gudang KPU Tangsel di Jalan Buana Kencana Sektor XII, Rawa Buntu, Serpong, Kamis (26/11/2020). (Suara.com/Wivy)

"Belum tahu dibayar berapa, tadi baru mulai jam 12 kurang, sebelum lohor. Katanya, kerjain dulu aja kalau selesai baru dihitung dan dibayar," ungkap nenek-nenek berkecamata itu sambil melipat kertas suara.

Sebetulnya, kata Niswati, dirinya khawatir soal adanya virus Covid-19. Mengingat, usianya tergolong rentan terpapar virus tersebut. Tetapi, dia tetap nekat bekerja untuk mencukupi ekonomi.

"Ahamdulillah ibu udah jauh, udah ke Karawang kemaren. Khawatir sedikit ada, kalau ada ribut PSBB sempet takut. Tinggal pasrah aja deh, namanya cari makan. Kalau di rumah kan cuma dapet bantuan sembako. Tapi kan kalo mau beli obat nggak punya duit kan repot," pungkas Niswati.

Selain Niswati, ada juga Erni. Ibu dua anak berusia 50 tahun. Dia rela meninggalkan keluarganya agar bisa memiliki penghasilan di tengah sulitnya ekonomi akibat Covid-19.

Baca Juga:Mendagri Tito Minta Realisasi Anggaran Tahun 2020 Harus Tepat Sasaran

Erni mengaku, sudah menjadi pelipat kertas sejak 1989 sejak jamannya percetakan negara. Terakhir, dia pun baru selesai dari Karawang.

Saat ini, dia pun mengaku, belum tahu berapa dia akan dibayar oleh KPU Tangsel atas pekerjaanya melipat kertas suara.

"Belum dikasih tahu harga perlembarnya berapa, pokoknya kerjain aja, urusannya belakangan. Biasanya total nanti hasil hitungannya terakhir," ungkapnya saat memisahkan kertas suara yang cacat.

Menurutnya, dalam melipat kertas suara tidak sembarangan sekadar melipat. Tapi juga harus memilah kertas suara yang layak dan cacat.

"Iya disortir dulu. Kalau bebayang gini (KPU) enggak mau. Ada yang negebayang, ada yang kotor, ada yang item, ada yang kepotong itu dipisahin lalu dibuang," kata Erni sambil menunjukkan kertas suara yang cacat.

Baca Juga:Video Dugaan Politik Uang Pilkada Bantul, Bawaslu: Kami Lakukan Kajian Dulu

Sama dengan Niswati, Erni pun sebetulnya khawatir soal resiko tertular Covid-19. Tetapi, dia pasrah sambil menerapkan protokol kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini