SuaraBanten.id - Ribuan buruh dari berbagai organisasi menyuarakan aspirasi mereka terkait Omnibus Law Cipta Kerja di depan Kantor Bupati Tangerang Selasa (6/10/2020) kemarin.
Setelah beberapa jam bertahan, massa lantas membubarkan secara tertib sekira pukul 14.00 WIB.
Melihat massa yang bubar perlahan, kami juga beranjak untuk memastikan lagi tidak ada aksi yang dilakukan kembali. Namun, sosok perempuan paruh baya tiba-tiba mendatangi lokasi.
Namun, tak lama setelah massa bubar, muncul sosok perempuan paruh baya di titik-titik terjadinya kerumunan massa dalam aksi sebelumnya.
Baca Juga:Aksi Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di Kota Serang Rusuh
Kami sempat mengira ia bagian dari massa yang unjuk rasa. Namun, anggapan kami salah, sosok tersebut nampak memunguti sampah yang berserakan. Yang tanpa sadar diciptakan dari sisa-sisa aksi massa yang membuang sampah seenaknya.
Rumiyati, atau biasa dipanggil Ibu Rum, sudah bersiap dengan kantong plastik sampah besar yang biasa ia gunakan untuk menampung botol mineral bekas.
Meski sudah tak lagi muda, Rumiyati masih cukup cekatan untuk memastikan tidak ada satupun sampah plastik yang ia lewatkan. Perlahan ia menyisir area-area yang dipenuhi sampah botol mineral.
"Iya nih pak bekas sampah botol minuman saya punguti. Alhamdulilah cukup banyak juga sampah botolnya. Lumayan buat tambahan," ujar perempuan 62 tahun ini, saat Suara.com mendatanginya.
Sehari-hari, Rum bekerja sebagai pegawai kebersihan di Pusat Pemerintah Kabupaten Tangerang. Meski tiap bulannya ia sudah mendapatkan gaji, ia tetap memilih untuk memunguti sampah untuk memperoleh pendapatan tambahan.
Baca Juga:Begini Cerita Tukang Nasgor Beri Diskon 50 Persen ke Kader Demokrat dan PKS
"Gaji saya Rp 2 juta selalu habis melulu. Buat beli beras, lauk dan kebutuhan cucu saya. Saya tinggal berdua saja dengan cucu usianya enam tahun," ungkapnya.
- 1
- 2