Curhat Warga Langganan Banjir, Hanya Bisa Berdoa Saat Langit Mulai Mendung

"Wah mendung lagi, moga-moga tidak banjir lagi," ujar Manaf.

M Nurhadi | Yosea Arga Pramudita
Selasa, 22 September 2020 | 17:59 WIB
Curhat Warga Langganan Banjir, Hanya Bisa Berdoa Saat Langit Mulai Mendung
Manaf (60), warga yang rumahnya kebanjiran di Jalan Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur. (Suara.com/Arga).

Tak jauh dari kediaman Manaf, bediri sebuah tiang berwarna merah, kuning, dan biru. Pada tiang tersebut tertera sejumlah angka yang disusun bertingkat.

Pada warna biru, bagian paling bawah, terterang angka 100 centimeter. Satu tingkat di atasnya warna kuning, tertera angka 150 centimeter. Pada warna merah, tertera tiga angka, yakni 200 centimeter, 250 centimeter, dan 300 centimeter.

Tiang tersebut adalah penanda ketinggian air yang kerap mampir di kediaman Manaf. Ia menceritakan, ketinggian kadang lebih dari 300 sentimeter.

"Pernah, ketika banjir beberapa tahun lalu mencapai 4 meter. Melebihi tiang penanda itu. Kira-kira sampai atap rumah lah," ujarnya sembari menatap sisa-sisa banjir dengan nanar.

Baca Juga:Nah Lho! Anies Disemprot Lagi karena Jakarta Banjir, Trotoar Mampet!

Waktu semakin sore, jam tangan kami menunjukkan pukul 16.00 WIB, langit di kawasan Cawang tampak mendung. Tapi, hujan belum turun. Di satu sisi, jantung Manaf dag dig dug tak menentu.

"Wah mendung lagi, moga-moga tidak banjir lagi," ujarnya sambil menyambut tangan kami yang bersalaman untuk pamit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini