SuaraBanten.id - Masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten sejak dua pekan terakhir menggarap ladang pertanian untuk mendukung program swasembada pangan.
"Kita membuka ladang pertanian itu di lahan darat untuk ditanami padi huma dan palawija serta hortikultura," kata Tetua Adat Suku Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Oom di Lebak, Rabu 6 Agustus 2025.
Ladang pertanian masyarakat Badui dilakukan satu kali tanam dalam setahun sesuai aturan adat untuk memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi.
Selama ini, ladang pertanian masyarakat Badui bercocok tanam dengan sistem tumpang sari dari padi huma sebagai tanaman wajib untuk dijadikan cadangan pangan.
Penanaman padi huma bisa menghasilkan panen selama enam bulan setelah tanam dan gabah padi huma nantinya diikat serta dijemur agar gabah tersebut kering.
Setelah gabah padi huma kering disimpan di rumah pangan atau "leuit" untuk cadangan pangan keluarga, sehingga masyarakat Badui hingga kini belum mengalami kerawanan pangan maupun krisis pangan.
Bahkan, gabah padi huma yang dimasukkan ke dalam "leuit" itu ada yang tersimpan puluhan tahun.
Masyarakat adat Suku Badui itu terkadang gabah padi huma digunakan untuk perkawinan dan sunatan maupun meninggal dunia.
"Saya kira masyarakat Badui itu sudah mewujudkan swasembada pangan dengan pertanian ladang padi huma itu," kata Jaro Oom.
Baca Juga: Krakatau Steel Group Dukung Ketahanan Pangan Pesantren di Cilegon
Menurut dia, masyarakat Badui juga mengembangkan pertanian palawija dan hortikultura, seperti jagung, kacang tanah, pisang,sayuran, kencur, jahe serta tanaman keras diantaranya albasia.
Pertanian palawija dan hortikultura itu dijadikan sumber pendapatan ekonomi warga Badui mulai bulanan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun hingga lima tahun.
Luas lahan ladang pertanian masyarakat Badui itu kebanyakan 1,5 hektare dan mereka menanam di lahan kawasan adat juga di luar kawasan adat, seperti lahan milik perorangan, menyewa lahan orang lain juga menyewa lahan Perkebunan dan Kehutanan milik BUMN.
"Kami minta masyarakat Badui berpenduduk 14.500 kepala keluarga mendukung program swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Jaro Oom.
Sementara itu, sejumlah masyarakat Badui mengaku bahwa saat ini memasuki kalender adat untuk bercocok tanam dengan membuka kawasan hutan di perbukitan untuk dijadikan ladang pertanian.
Apabila, masyarakat Badui bercocok tanam padi huma pada awal September 2025 dan akan panen enam bulan ke depan yakni Februari 2026.
"Kami berharap membuka ladang pertanian berjalan lancar dan selamat dari gigitan ular berbisa," kata Pulung (55) warga Badui Kabupaten Lebak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Orang Kena OTT, Satu Tim KPK Masih Menunggu di Sulawesi Selatan
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
Pilihan
-
Persib Sikat Semen Padang, Bojan Hodak Senang Tapi Belum Puas: Lini Depan Jadi Sorotan
-
Senyum Manis Jay Idzes Tanda Tangan Kontrak dengan Sassuolo
-
Jay Idzes Resmi Berseragam Sassuolo, Targetkan Lolos dari Zona Merah
-
Perang Tahta Sneaker Lokal 2025: Compass Sang Raja Hype, Ventela Sang Raja Jalanan?
-
3 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh Terbaru Agustus 2025
Terkini
-
BRI Buka Cabang di Taipei, Permudah Layanan Keuangan bagi Ratusan Ribu PMI di Taiwan
-
Super App BRImo Dorong Pertumbuhan Dana Murah, Transaksi Capai Rp3.231 Triliun
-
Dari Monumen Rp874 Miliar, BIS Kini Dipuji Bintang Timnas: Rumput dan Locker Room Kelas Dunia
-
Era Baru Banten Warriors: Dewa United Siap Guncang BIS, Presiden Klub: Menang Harga Mati!
-
Dimiskinkan! Pasutri Bos Narkoba di Serang Dijerat Pasal TPPU, Aset Miliaran Rupiah Disita