SuaraBanten.id - Jauh dari kampung halaman di pelosok Serang dan Pandeglang, di sebuah rumah sederhana di sudut Kota Tangerang, pertempuran melawan kangker dan kerasnya hidup sedang berlangsung setiap hari. Ini bukanlah pertempuran biasa.
Di sini, tiga perempuan tangguh asal Banten tidak hanya bertarung melawan sel-sel kanker ganas yang menggerogoti tubuh mereka, tetapi juga melawan musuh tak kasat mata lainnya seperti, kemiskinan, kesendirian, dan kerinduan yang mendalam pada keluarga.
Rumah singgah dewasa milik Yayasan Respon Cepat Badan Darurat Kemanusiaan (RC BADAK) di Jalan Bahagia, Kelurahan Sukaasih, telah menjadi lebih dari sekadar tempat berteduh para pengidap kangker.
Ia adalah benteng pertahanan, ruang harapan, dan saksi bisu dari perjuangan hidup dan mati para penyintas kanker yang datang dari berbagai daerah di Banten.
Di rumah inilah, kisah-kisah perjuangan itu bertemu dan saling menguatkan. Salah satunya adalah kisah Suparti, warga Mekar Jaya, Pandeglang, yang divonis kanker payudara dan harus bolak-balik ke RS Kanker Dharmais, Jakarta.
Baginya, pertarungan melawan kanker adalah pertarungan melawan ekonomi keluarga yang morat-marit. Suaminya yang tidak bekerja membuatnya sangat bergantung pada belas kasihan orang lain, bahkan hanya untuk ongkos ke rumah sakit.
“Kadang-kadang dari warga saya dikasih ongkos,” ungkapnya dengan nada terbata-bata, Senin 4 Agustus 2025.
Beban itu sedikit terangkat sejak ia didampingi oleh RC Badak. Namun, ada harga lain yang harus ia bayar, meninggalkan anak dan suaminya di kampung halaman setiap kali jadwal kemoterapi tiba.
Ini adalah pertempuran batin yang tak kalah beratnya. “Kadang kita harus ninggalin anak, saya sedihnya di situ,” ucapnya lirih.
Baca Juga: Catatan Empat Fraksi DPRD Kabupaten Tangerang Soal DOB Tangerang Utara dan Tengah
Kisah yang lebih memilukan datang dari Juhariah (37), seorang ibu tunggal dari Pulosari, Pandeglang. Ia harus berjuang seorang diri menafkahi kedua anaknya setelah bercerai.
Saat benjolan kecil muncul di payudaranya, ia terpaksa mengabaikannya. Tuntutan untuk bekerja dan menghidupi anak-anaknya jauh lebih mendesak daripada rasa sakit yang ia rasakan.
“Dulunya memang saya gak di rumah kerja, ada penyakit itu didiemin. Karena ada anak dua yang harus dinafkahi, setelah itu ada benjolan kecil setelah itu dibawa ke Pandeglang,” ujarnya.
Pilihan sulit antara kesehatan diri dan perut anak adalah pertarungan yang harus ia hadapi, sebuah dilema yang dialami banyak perempuan pejuang lainnya.
Di antara mereka, ada sosok Sukriah (60), pejuang paling senior dari Padarincang, Serang. Di usianya yang tak lagi muda, ia telah bertarung melawan kanker payudara selama dua tahun.
Kelelahan fisik tentu ia rasakan, namun semangatnya untuk sembuh tak pernah padam. Baginya, rumah sakit dan rumah singgah adalah sumber energi baru.
Berita Terkait
-
Catatan Empat Fraksi DPRD Kabupaten Tangerang Soal DOB Tangerang Utara dan Tengah
-
Perjuangan Saqila Lawan Kanker, Bantuan Mengalir Usai Ditemukan Relawan
-
Cerita Jembatan di Maja Lebak yang 3 Kali Roboh dan Dibangun Swadaya oleh Warga
-
Ibu Hamil di Cibodas Tidur Pakai Masker Tiga Lapis, Akibat Pembakaran Sampah Ilegal di Cibodas
-
Penambang Batubara di Lebak Tewas, Bahaya Tambang Ilegal Disorot
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Setahun Curi Isi Elpiji 3 Kg, Direktur SPBE di Serang Raup Rp3,3 Miliar dari Tabung Rakyat
-
Waspada Arus Nataru, Menkes Ungkap Angka Kematian Kecelakaan Motor Meningkat
-
Cek Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Selasa 23 Desember 2025, Jangan Sampai Telat!
-
4 Kiprah Taktis Sufmi Dasco Ahmad di Dapil Banten III Sepanjang 2025
-
Kapolri Soroti 4 'Titik Panas' di Banten, Pelabuhan Merak hingga Wisata Jadi Prioritas