SuaraBanten.id - Sebuah pesta minuman keras (miras) oplosan di kalangan remaja di Carenang, Kabupaten Serang, Banten berakhir dengan tragedi memilukan.
Niat hati ingin menyadarkan rekannya yang tak sadarkan diri karena mabuk miras, dua pelajar SMP berusia 13 tahun justru melakukan tindakan fatal yang berujung pada hilangnya nyawa.
Korban, Mukhibi Habibillah (16), seorang pelajar SMK, ditemukan tewas mengambang di aliran sungai irigasi Kampung Bojong Koneng, Desa Carenang.
Sementara kedua temannya, RI dan RM (keduanya 13 tahun), kini harus berhadapan dengan hukum dan ancaman penjara 15 tahun. Kisah tragis ini bermula dari pesta miras oplosan pada Jumat 1 Agustus 2025 malam.
Menurut Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady, mereka bertiga menenggak arak yang dicampur dengan minuman berenergi dan obat batuk cair di pinggir sawah.
Petaka dimulai saat pesta berakhir sekitar pukul 23.30 WIB. Mukhibi, korban, tiba-tiba tak sadarkan diri, diduga akibat keracunan miras yang mereka tenggak.
Di sinilah kepanikan melanda kedua rekannya yang masih di bawah umur. Alih-alih mencari pertolongan, mereka membuat serangkaian keputusan yang salah.
RI dan RM kemudian membawa korban menggunakan sepeda motor ke sebuah lokasi terpencil.
“Setiba di lokasi kejadian yang jauh dari pemukiman, tersangka menurunkan korban di bantaran sungai irigasi,” ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Senin 4 Agustus 2025.
Baca Juga: Turnamen Sepak Bola HUT ke-80 RI di Cipocok Jaya Serang Berakhir Ricuh
Di tepi sungai itulah, upaya keliru untuk menyadarkan korban dilakukan. Dalam kebingungan dan kepanikan, mereka mencoba membangunkan Mukhibi dengan cara yang tak masuk akal yakni memukulinya.
“Keduanya memukuli agar korban siuman namun korban tetap tidak sadarkan diri,” kata Andi.
Pukulan tangan kosong dilayangkan ke bagian dada, tangan, dan wajah korban. Namun, Mukhibi tetap tak bergerak. Setelah upaya brutal mereka gagal total, kedua remaja itu mengambil keputusan paling fatal.
Mereka meninggalkan korban yang tak berdaya sendirian tergeletak di pinggir sungai.
Sekitar pukul 01.30 dini hari, RI dan RM sempat kembali ke lokasi, namun mereka tidak lagi menemukan korban di tempat semula.
Bukannya melapor, rasa panik membuat mereka memilih pulang ke rumah masing-masing, menyimpan rapat-rapat rahasia kelam malam itu.
Berita Terkait
-
Turnamen Sepak Bola HUT ke-80 RI di Cipocok Jaya Serang Berakhir Ricuh
-
Mayat Pria Ditemukan di Irigasi Carenang, Polisi Selidiki Identitas Korban
-
Cerita Jembatan di Maja Lebak yang 3 Kali Roboh dan Dibangun Swadaya oleh Warga
-
Sakit Hati, Santri di Serang Tewas Usai Tenggak 16 Butir Antimo
-
Pelarian 2 WNA Iran Pencuri Uang E-Toll di Serang Berakhir di Meja Imigrasi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
44 Ribu Lobster Ilegal Senilai Rp7,5 Miliar dari Cianjur
-
Krisis BBM Shell: Pesan Haru Karyawan untuk Teman yang Dirumahkan di Tengah Badai Kelangkaan Energi
-
Optimisme Menguat, Investor Global Tingkatkan Proyeksi Harga Saham BBRI
-
BRI Dorong UMKM, Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Sentuh 2,5 Juta Debitur
-
PPP Lebak Kembali Usung Mardiono, Pilih Stabilitas di Tengah Isu Evaluasi Partai