SuaraBanten.id - Sebanyak 28 pelajar dari tiga sekolah di Cikande, Kabupaten Serang, Banten diamankan personel Polsek Cikande. Puluhan pelajar tersebut diamankan lantaran diduga hendak tawuran.
Suasana di Jalan Raya Serang-Tangerang, tepatnya di depan RM Padi-Padi, Desa Julang, Cikande, sempat menegang pada Senin 21 Juli 2025 malam.
Puluhan pelajar yang berkumpul di pinggir jalan memicu kecurigaan aparat akan adanya potensi aksi tawuran.
Tak mau ambil risiko, personel Polsek Cikande yang tengah menjalankan program Pergerakan Cepat Anggota Kepolisian (PECAK) langsung bergerak cepat mengamankan 28 pelajar yang berasal dari tiga sekolah berbeda: SMAN 1 Jawilan, SMK Ikhlas Jawilan, dan SMK Prestasi Cikande.
Namun, apa yang ditemukan di lapangan dan pengakuan para pelajar tersebut justru jauh dari dugaan awal.
Alih-alih menemukan senjata tajam atau benda berbahaya lainnya, niat puluhan pelajar itu ternyata lebih sederhana dari yang dibayangkan.
Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, menjelaskan bahwa respons cepat personelnya adalah bagian dari upaya preventif untuk menekan angka kenakalan remaja, sesuai arahan Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto. Begitu para pelajar diamankan, prosedur standar langsung dijalankan.
“Seluruh pelajar yang diamankan langsung dilakukan penggeledahan. Petugas tidak menemukan satu pelajar pun yang membawa senjata tajam ataupun benda-benda lain yang membahayakan,” kata Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Selasa 22 Juli 2025.
Pengakuan Mengejutkan: Bukan Tawuran, tapi 'Nge-BM'
Baca Juga: Antisipasi Premanisme dan Tawuran, Polsek Balaraja Gencarkan Patroli
Setelah dipastikan tidak membawa senjata, para pelajar tersebut kemudian dimintai keterangan.
Di hadapan petugas, mereka serempak mengaku bahwa perkumpulan mereka di pinggir jalan raya bukanlah untuk menunggu lawan tawuran.
Mereka mengaku baru saja selesai melakukan swafoto atau berfoto-foto bersama di sekitar simpang tol Cikande.
Setelah puas berfoto, puluhan pelajar ini berniat untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun, karena tidak memiliki kendaraan, mereka berencana untuk "nge-BM" atau menumpang kendaraan truk bak terbuka yang kebetulan melintas di jalan raya tersebut—sebuah fenomena yang kerap dilakukan oleh sebagian kalangan remaja.
Mendengar pengakuan tersebut dan tidak ditemukannya bukti yang mengarah pada aksi kekerasan, pihak kepolisian pun mengambil langkah pembinaan.
Berita Terkait
-
Antisipasi Premanisme dan Tawuran, Polsek Balaraja Gencarkan Patroli
-
Polda Banten Sebut Pelajar Rentan Terpapar Paham Radikal Lewat Media Digital
-
Hamili Anak di Bawah Umur di Cikande Serang, Pria Kabur Hingga ke Malaysia
-
Wagub Banten Masukan 'Anak Nakal' ke Asrama Militer, Tiru Kebijakan Kang Dedi Mulyadi?
-
Tiga Calo Tenaga Kerja di Nikomas dan Cikande Serang Diamankan Polisi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
Terkini
-
Krisis Sampah di Tangsel, Pengamat: Perpres 109/2025 Tak Berlaku Surut
-
Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Senin 15 Desember 2025: Keberangkatan Pagi Anti Telat
-
Wakil Kepala BGN Sentil Pedas Mitra MBG: Semangka Setipis Tisu
-
Awas Gelombang Tinggi 2,5 Meter! Polda Banten Minta Nelayan dan Warga Pesisir Puasa Melaut Dulu
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati