SuaraBanten.id - Kasus dugaan pemerkosaan siswi SMK di Serang, Provinsi Banten hingga kini belum menunjukan perkembangan. Padahal, kasus dugaan pemerkosaan siswi SMK itu telah dilaporkan tiga tahun lalu.
Namun, sayangnya pelaku kasus pemerkosaan siswi SMK di Serang itu hingga kini belum tertangkap dan proses hukum masih mandek di kepolisian.
Korban kasus pemerkosaan siswi SMK di Serang saat itu masih duduk di bangku kelas X atau kelas 1 SMK. Korban mengaku diperkosa oleh pria yang dikenalnya melalui aplikasi WhatsApp.
Peristiwa tersebut terjadi pada 2022 silam di sebuah rumah besar milik pelaku saat dalam keadaan sepi. Berdasarkan pengakuan korban, ia diancam dan dipaksa untuk tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun.
Setelah kejadian nahas yang menimpanya, korban mengalami hamil. Pelaku sempat menyarankan agar korban menggugurkan kandungan dengan membeli obat sendiri, namun korban menolak saran pelaku.
Kehamilan korban pemerkosaan itu akhirnya diketahui keluarga setelah terjadi perubahan fisik yang mencolok pada korban.
Keluarga korban kemudian melaporkan kasus ini ke Polres Serang pada Juli 2022. Polisi sudah meminta visum dan hasilnya telah keluar.
Bukti-bukti berupa percakapan WhatsApp antara korban dan pelaku telah diserahkan ke penyidik Polres Serang.
Bahkan pelaku pun sempat dimintai keterangan secara informal oleh keluarga dan kepala desa, dan disebut sempat mengakui perbuatannya.
Baca Juga: Cerita Makam 7 Sumur 7 di Serang Banten, Banyak Disalahgunakan Peziarah
Namun, tak lama setelah itu, ia menghilang. Hingga kini, pelaku masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), dan belum berhasil ditangkap.
Keluarga korban menyatakan komunikasi terakhir dengan pihak Polres terjadi pada September 2024 lalu.
Setelah itu, tidak ada kabar lanjutan dari kepolisian. Rencana pelimpahan kasus ke Polda Banten sempat dipertimbangkan, namun Polres meminta waktu.
"Kami bingung harus ke mana lagi. Tidak ada kejelasan," ujar sepupu korban menyebut kasus pemerkosaan siswa SMK di Serang itu belum ada kelanjutan yang dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Senin 9 Juni 2025.
Sepupu korban juga menyebut dampak dari peristiwa itu masih dirasakan korban hingga kini. Ia mengalami trauma berat, putus sekolah, dan belum menerima pendampingan hukum maupun psikologis dari pihak berwenang.
Anak hasil dari peristiwa tersebut kini sudah berusia tiga tahun. Ibu korban, KR, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung, menyampaikan keprihatinannya.
Berita Terkait
-
Cerita Makam 7 Sumur 7 di Serang Banten, Banyak Disalahgunakan Peziarah
-
Tak Kuat Tahan Napsu, Ayah di Serang Cabuli Anak Tiri Saat Asik Main HP
-
Di Tengah Efisiensi, Anggaran Pelantikan Ratu Zakiyah Ternyata Habiskan Rp500 Juta
-
Resmi Jadi Bupati Serang, Ratu Zakiyah Janji Segerakan Insentif Guru Ngaji
-
Dilantik Andra Soni, Ratu Zakiyah - Najib Hamas Diminta Sukseskan Program Prabowo
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Senin 15 Desember 2025: Keberangkatan Pagi Anti Telat
-
Wakil Kepala BGN Sentil Pedas Mitra MBG: Semangka Setipis Tisu
-
Awas Gelombang Tinggi 2,5 Meter! Polda Banten Minta Nelayan dan Warga Pesisir Puasa Melaut Dulu
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati
-
Rahasia Suku Badui Jaga Hutan Lindung 3.100 Hektare Agar Banten Tak Diterjang Bencana