Selama ini, kata dia, kawasan pemukiman hak ulayat Baduy seluas 5.101,85 hektare sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2001 hingga kini tetap terjaga dengan baik.
"Kami sebagai warga adat Baduy menjaga kelestarian hutan dan lahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Sejarah Seba Baduy
Tradisi Seba Baduy yang merupakan salah satu tradisi rutin digelar suku Baduy Dalam dan Baduy Luar setiap tahunnya akan kembali digelar hari ini, Jumat, 2 April 2025 hingga Minggu 4 Mei 2025 mendatang.
Tradisi Seba Baduy yang rutin digelar masyarakat adat Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten itu diikuti ribuan warga Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dalam tulisan ini, SuaraBanten.id bakal membahas sejarah Seba Baduy makna dan tujuan dilakukannya.
Mereka bakal berjalan sekira 80 kilometer untuk mendatangi Pendopo Kabupatan Lebak di Rangkasbitung dan Pendopo Gubernur Banten di Serang saat Seba Baduy 2025 berlagsung.
Tradisi Seba Baduy 2025 ini kabarnya bakal diikuti sekira 1.750 warga Baduy Dalam dan Baduy luar atau bisa disebut Seba Baduy Gede atau Seba Baduy Besar.
Bila berbicara mengenai sejarah tradisi Seba Baduy, tradisi tahunan masyarakat adat Baduy ini telah berlangsung sejak masa Kesultanan Banten.
Seba Baduy merupakan bentuk penghormatan dan kesetiaan masyarakat Baduy kepada pemerintah, serta ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah.
Baca Juga: Tolong Wali Kota Serang, Ibu Enam Anak di BAP Bertahan Melawan Kanker Butuh Bantuan
Kata 'Seba' yang merupakan bahasa Baduy berarti 'Persembahan'. Dalam tradisi Seba Baduy, masyarakat adat Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar berjalan kaki puluhan kilometer tepatnya sekira 80 kilometer.
Masyarakat adat Baduy berjalan kaki menuju pendopo Kabupaten Lebak yang berada di Rangkasbitung dan Pendopo Gubernur Banten di Serang.
Mereka membawa hasil bumi seperti padi, buah-buahan, dan sayuran untuk diserahkan kepada Pemkab Lebak dan Pemprov Banten sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan.
Sebelum pelaksanaan Seba, masyarakat Baduy menjalani serangkaian upacara adat, yaitu Kawalu dan Ngalaksa. Kawalu adalah masa puasa dan penyucian diri selama tiga bulan, sedangkan Ngalaksa adalah upacara panen padi.
Berita Terkait
-
Tolong Wali Kota Serang, Ibu Enam Anak di BAP Bertahan Melawan Kanker Butuh Bantuan
-
Sejarah Tradisi Seba Baduy, Makna, dan Tujuan Dilakukannya
-
2 Kurir Sabu Diamankan di Pelabuhan Merak, 28 Paket Disita Polisi
-
Alasan Andra Soni Pilih Ngantor di Tangsel Ketimbang di Wilayah Banten Selatan
-
Sambangi Pedalaman Lebak, Mardiono Singgung Ketahanan Pangan di Banten Selatan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Bahaya Radiasi di Serang: Ratusan Drum Limbah Radioaktif Siap Dipindahkan!
-
Sidang Perdana Kasus Pagar Laut Tangerang: 4 Terdakwa 'Main' Sertifikat Tanah dengan Uang Pelicin
-
Kawasan Industri Modern Cikande Ditetapkan Kejadian Khusus Radiasi Radionuklida Cs-137
-
Asyik! Kepsek Pandeglang Karaokean Pakai Smart TV Bantuan Prabowo, Disdikpora: Sudah Ditegur Keras
-
Warga Lebak Demo Usai Jalan Desa Rusak Imbas Pembangunan Tol Serpan, Begini Penjelasan Pihak WIKA