SuaraBanten.id - Kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Mulyana (22) terhadap kekasihnya Siti Amelia (19) di sebuah ke kebun di Gunungsari, Kabupaten Serang, Banten hingga kini masih terus menjadi sorotan publik.
Psikolog yang merupakan salah satu pengurus Himpunan Psikologi Indonesia atau HIMPSI Provinsi Banten, Tia Rahmania mengatakan menyinggung faktor pemicu seseorang bisa melakukan kekerasan hingga menyebabkan kematian.
Ia juga turut menanggapi apakah tersangka Mulyana yang melakukan pembunuhan dengan mutilasi kekasihnya sendiri bisa mengindikasikan pelaku ke arah psikopat atau tidak.
enurut Tia Rahmania, untuk mengetahui kemungkinan pelaku psikopat atau memiliki kelainan jiwa atau tidak perlu dilakukan pengumpulan informasi yang lebih banyak.
"Harus ada asesmen yang lebih detail terkait hal tersebut," kata Tia Rahmania menjelaskan proses untuk mengetahui pelaku psikopat atau bukan.
Kata dia, emosi marah jadi salah satu faktor yang membuat seseorang tidak menggunakan logika dan rasionalitasnya. Menurutnya, pelaku melakukan kekerasan dengan tidak memikirkan konsekuensinya.
"Sehingga terjadilah kekerasan yang menyebabkan sampai pada konteks kematian. Ini efek emosi yang ga bisa dikontrol oleh seseorang," kata Tia dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Rabu 23 April 2025.
Tak hanya emosi, norma budaya di lingkungan juga bisa berpengaruh terhadap perilaku. Kata dia, orang yang di lingkungannya kerap memandang perempuan lemah cenderung bersikap patriaki dengan melihat perempuan sebagai subordinat.
"Secara fisik juga perempuan kan berbeda dengan laki-laki. Sehingga ketika emosi, kemarahan bercampur jadi satu, jadi saat terjadi perkelahian pasti yang lebih diuntungkan adalah laki-laki karena fisiknya," papar Tia.
Baca Juga: Korban Mutilasi di Serang Banten Dimakamkan Tanpa Lengan
Tia juga menuturkan, pendidikan seseorang bisa jadi salah satu penentu kestabilan emosi. Orang yang pendidikannya baik, terbiasa untuk berpikir panjang dan memikirkan setiap konsekuensi perbuatannya.
"Seseorang yang well educated itu dipaksa, didorong sejak awal untuk berpikir panjang. Apa efek dan dampaknya terhadap apa yang dilakukan," imbuhnya.
Berdasarkan keterangan polisi, Mulyana disebut berbohong dengan mengajak korban pergi untuk makan bakso, dilanjutkan dengan membeli obat untuk menggugurkan kandungan ke suatu tempat di Desa Gunungsari.
Namun ternyata di sana, Mulyana malah menghabisi nyawa korban. Kebohongan yang dilakukan Mulyana itu, menurut Tia merupakan bentuk perencanaan
Mengenai usia Mulyana yang masih tergolong muda, yaitu 22 tahun, Tia menjelaskan batasan umur dewasa di tiap negara itu berbeda. Di Indonesia kata dia umur 23 tahun masih digolongkan sebagai remaja.
Sedangkan di Amerika Serikat, umur 22 tahun sudah dikategorikan sebagai dewasa. Seseorang yang sudah dewasa, biasanya bisa mengambil keputusan dengan logika dan rasionalitas yang baik.
Berita Terkait
-
Korban Mutilasi di Serang Banten Dimakamkan Tanpa Lengan
-
Heboh Maling Motor di Kelapa Dua Tangerang, Pelaku Todongkan Senjata Api dan Tembaki Warga
-
Miras dan Suara Knalpot Jadi Pemicu Oknum TNI Keroyok Pemuda di Serang Hingga Tewas
-
Pelaku Mutilasi Pacar di Serang Banten Terancam Hukuman Mati
-
Dokter Forensik Tak Temukan Janin di Tubuh Korban Mutilasi Pacar di Serang Banten
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dorong UMKM Naik Kelas, BRI Pacu Penyaluran KUR Capai 74,4 Persen dari Alokasi 2025
-
Saldo Gratis ShopeePay Datang Lagi! Klik 5 Link Ini dan Raih Rp2,5 Juta Sekarang
-
Kompresor AC vs Kulkas: 5 Perbedaan Utama dan Manfaatnya
-
CSR PIK2 dan BNI Dorong Kemandirian UMKM Teluknaga Lewat Pendampingan Bisnis
-
Program Desa BRILiaN BRI Telah Bina 4.909 Desa di Seluruh Indonesia