Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 10 Juli 2024 | 23:37 WIB
Banjir di pemukiman warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak akibat drainase tidak berfungsi secara optimal. [ANTARA/Mansyur]

SuaraBanten.id - Warga Kabupaten Lebak, Banten diminta waspada akan potensi banjir dan longsor di tengah pancaroba, dari musim hujan ke kemarau. imbauan warga Lebak untuk waspada banjir dan longsor itu diberikan oleh  BPDB Kabupaten Lebak.

"Kita berharap kewaspadaan itu dapat mengurangi risiko kebencanaan dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material besar," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak, Agust Riza Faisal dikutip dari ANTARA, Rabu (10/7/2024).

Imbauan  kewaspadaan potensi banjir dan longsor ini disampaikan ke aparatur kecamatan, desa, dan kelurahan menyusul potensi cuaca ekstrem hingga Kamis (11/7/2024) besok.

Cuaca ekstrem itu ditandai dengan hujan lebat disertai angin kencang dan petir/kilat yang berpeluang terjadi pada sore hingga malam hari.

Baca Juga: 'Eksploitasi Alam Gila-gilaan' Diduga Jadi Penyebab Banjir Puloampel Serang

Pihaknya meminta masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan sehingga tidak menimbulkan korban jika terjadi bencana.

"Kami berharap warga dapat mematuhi untuk meningkatkan kewaspadaan bencana alam itu sehubungan musim peralihan pancaroba," katanya.

Ia menjelaskan BPBD Lebak saat ini mengusulkan kepada Penjabat Bupati Lebak Iwan Kurniawan agar mengeluarkan kebijakan tanggap darurat terkait dengan kondisi kemarau basah.

Dalam kondisi kemarau basah, katanya, berpotensi menimbulkan berbagai bencana alam, seperti banjir, longsor, tanah bergerak, gelombang tinggi, dan angin puting beliung.

Berdasarkan informasi BMKG, kemarau basah berpeluang terjadi pada pertengahan Juli hingga Agustus 2024.

Baca Juga: Rumah Warga, Puskesmas Hingga Jalan di Puloampel Serang Terendam Banjir

"Dengan adanya tanggap darurat itu dipastikan seluruh petugas kebencanaan dan relawan siap siaga menghadapi cuaca buruk, termasuk persediaan logistik," katanya.

Seorang warga Rangkasbitung, Hasan (55), mengaku bersama warga setempat waspada bencana alam, berupa banjir yang biasa menggenangi rumah karena drainase tidak berfungsi secara optimal, menyusul curah hujan tinggi di daerah itu.

Beberapa hari terakhir ini, katanya, rumahnya tergenang banjir setinggi 80 sentimeter sehingga ia terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.

"Kami sekarang tetap siaga dan mengamankan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih aman, karena khawatir diterjang hujan lebat disertai angin kencang dan petir," katanya. (ANTARA)

Load More