SuaraBanten.id - Setelah sekira sepekan Kabupaten Lebak, Banten tak diguyur hujan, sejumlah petani di Kabupaten Lebak khawatir padi yang telah ditanam yang berusia 14 hari mengalami kekeringan atau puso.
Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak Ahmad mengatakan, para petani khawatir padi yang telah mereka tanam gagal panen lantaran tidak tumbuh dan mati karena kekeringan.
"Kita memperkirakan Desember 2023 curah hujan tinggi, namun satu pekan lebih tidak turun hujan," kata Ahmad dikutip dari ANTARA, Minggu (17/12/2023).
Kata Ahmad, areal tanaman padi di wilayahnya sekitar 25 hektare terancam kekeringan dan berpotensi puso.
Padahal, pada November hingga awal Desember 2023 lalu curah hujan cukup tinggi mengguyur Lebak, Banten hingga petani melakukan gerakan percepatan tanam.
Jika dua pekan ke depan tidak turun hujan dipastikan areal persawahan para petani di Lebak mengalami kekeringan.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan benih jika mengalami puso guna mengurangi ekonomi petani," katanya menjelaskan.
Hal serupa juga dialami petani lainnya di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Suherman (55) mengatakan saat ini areal persawahan di wilayahnya terjadi kekeringan dan memastikan tanaman padi berusia rata-rata 20 hari setelah tanam tidak tumbuh.
"Kami merasa bingung sebelumnya tanam Agustus 2023 lalu terjadi puso akibat dampak kemarau panjang atau La Nina, namun kini kembali dilanda kekeringan," kata Suherman.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya kini melakukan pemantauan di sejumlah kecamatan sehubungan dua pekan terakhir ini tidak ada turun hujan.
Dalam pemantauan itu diperkirakan angka tanam sekitar 20 ribu hektare dan kini di antaranya terdapat areal persawahan yang mengalami kekeringan sehingga terancam tanaman padi mati.
Selain itu juga ada areal persawahan yang masih memiliki pasokan air dari irigasi maupun aliran sungai melalui penyedotan dengan menggunakan pompa air.
"Kami kemungkinan akan melakukan pompa pantek di daerah rawan kekeringan agar tanaman padi bisa terpenuhi persediaan air, sehingga dapat menyelamatkan produksi pangan," kata Deni. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Cerita Muhyani Saat Ditahan, Syok Hingga Dapat Dukungan dan dari Tahanan Lain
-
Tukang Bangunan di Ciater Tangsel Ditemukan Tewas
-
Ratusan Ulama dan Kyai di Banten Dukung Prabowo-Gibran Jadi Presiden 2024
-
Tangis Muhyani Pecah Kenang Dirinya Ditahan Karna Tewaskan Maling Kambing: Nasib Orang Gak Punya
-
Kapolres Serang Kota Soal Kebebasan Muhyani di Pengembala Kambing: Kami Patuhi Keputusan Ini
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Panduan Lengkap Harga Produk Hirostar, Pilihan Raket Terbaik Untukmu
-
3 Fakta Miris Ayah di Serang Nyamar Jadi 'Bos Mafia' Demi Cabuli Anak Tiri
-
Miris! Ayah di Serang Nyamar Jadi 'Bos Mafia' untuk Cabuli Anak Tiri Melalui Aplikasi Online
-
Ini Modus Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa di Banten
-
BRI Singapore Branch Genap Satu Dekade Perkuat Konektivitas Ekonomi Indonesia di Asia