Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 14 Juni 2021 | 13:23 WIB
Teluknaga (dok Pemkab Tangerang)

SuaraBanten.id - Asal usul Teluknaga, Tangerang, Banten. Teluknaga daerah yang dikenal luas warga Banten karena sebagai gerbang masuk para pendatang dari China.

Sehingga di Teluknaga pun banyak bermukim warga Tangerang keturunan Tionghoa.

Dilansir dari situs resmi teluknaga.desa.id, asal usul Teluknaga berasal dari kata Teluk dan Naga yang merupakan kependekan dari Perahu Naga.

Dinamakan Teluknaga lantaran wilayah tersebut merupakan pintu masuk para pendatang asal Tiongkok Cina yang datang ke nusantara untuk berdagang.

Baca Juga: PPDB Jalur Afirmasi Tangerang Kurang Diminati, Hari Pertama Sepi Pendaftar

Para pendatang dari negeri Tiongkok itu masuk lewat teluk yang kemudian terus ke dalam melalui kali Cisadane yang telah mengalami perubahan aliran akibat dibangunnya bendungan yang kini menjadi pembatas antara Kecamatan Teluknaga dan Pakuhaji.

Teluknaga (dok Pemkab Tangerang)

Ciri khas yang dibawa oleh pendatang Cina adalah perahu-perahu naga yang biasa masuk dan melewati aliran sungai Cisadane.

Tak heran bila di wilayah tersebut berdiri dua vihara besar sebagai tempat peribadatan. Sebut saja Vihara Tri Maha Dharma dan Vihara Hok Tek Bio.

Teluknaga merupakan kecamatan yang memiliki akses terdekat menuju Bandara International Soekarno-Hatta dengan melewati gate M1, yang biasa juga diakses oleh masyarakat Kota Tangerang.

Teluknaga adalah salah satu kecamatan Kabupaten Tangerang yang mengalami kemajuan cukup pesat jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang berada di sekitar Kabupaten Tangerang, apabila dilihat dari infrastruktur jalan yang baik dan transportasi yang tersedia selama 24 jam.

Baca Juga: Asal Usul Bahasa Betawi, Gabungan dari 4 Bahasa Arab, China, Jawa, dan Sunda

Teluknaga juga memiliki lokasi yang sangat strategis.

Kampung Kali Mati adalah kampung yang berada di desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga yang memiliki banyak keunikan dibanding desa-desa lain di wilayah setempat.

Meski di kampung didominasi oleh mayoritas Tionghoa namun masyarakat di kampung ini hidup rukun dengan penganut agama lainnya.

Di Teluknaga terdapat sebuah Tanjung, yang dinamakan sebagai Tanjung Pasir. Dari Tanjung Pasir ini bisa menempuh perjalanan hanya sekitar 30 menit untuk mencapai pulau untung jawa.

Berbeda dengan ketika melalui Ancol (Jakarta), di samping biaya transportasi juga lebih mahal, waktu yang ditempuh pun relatif lebih lama.

Teluknaga berbatasan dengan Kecamatan Kosambi sebelah timur yang juga berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Paku Haji serta utaranya berbatasan laut dengan Kepulauan Seribu (DKI jakarta).

Uniknya, di daerah Kecamatan Teluknaga ini ada sebuah cerita rakyat tentang perjuangan seorang jagoan asal daerah tersebut yang dikenal Syech Al-Ayubi, atau Si Ayub dari Teluknaga yang berjuang membela kaum tertindas yang dilakukan oleh para penjajah.

Pada tahun 70-an cerita Si Ayub ini sempat diangkat ke layar lebar.

Di daerah ini pula berkembang tarian tradisional perpaduan antara kesenian Betawi dan China yang dikenal dengan tari Cokek.

Tari cokek sendiri pada awal mulanya merupakan tari-tarian untuk menghibur para saudagar China saat menggelar pesta perkawinan atau hanya sekadar mencari kesenangan para pria hidung belang.

Namun lambat laun akhirnya berkembang menjadi sebuah kesenian asli yang perlu dijaga dan patut untuk dilestarikan, hingga pada akhirnya dipelajari oleh generasi-generasi muda di wilayah tangerang dan sekitarnya sebagai warisan budaya. Namun walaupun tarian ini akhirnya berkembang sebagai bentuk kesenian tari, tetapi di beberapa tempat masih bisa dijumpai tari cokek sebagai hiburan bagi para keturunan Tionghoa, yang masih belum berubah dari kebiasaan aslinya.

Teluknaga merupakan daerah dengan keadaan masyarakat yang plural, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan. Disamping itu, pola kehidupan masyarakatnya yang beraneka ragam layak dijuluki miniaturnya Tangerang.

Kontributor : Helmi

Load More