Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 08 Februari 2021 | 16:05 WIB
Yuneles Tupan, muslim yang ikut sibuk membantu membersihkan patung Buddha di Vihara Kwan Ing Thang, Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangsel, Sabtu (6/2/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraBanten.id - Puluhan orang sibuk membersihkan patung dewa-dewi di Vihara Kwan Ing Thang, Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu (6/2/2021) sore.

Kurang dari sepekan perayaan Tahun Baru Imlek 2572 pada Jumat (12/2/2021), puluhan orang datang untuk turut kerja bakti membersihkan patung Buddha. Namun, ditengah-tengah warga Khonghucu yang kerja bakti, ada satu muslim yang turut serta bersih-bersih.

Ia adalah Yuneles Tupan. Pria kelahiran Ambon itu mengaku, sudah 10 tahun ikut bantu-bantu membersihkan vihara terbesar di Kota Tangerang Selatan tersebut.

Kepada Suara.com, Tupan bercerita, dia mulai terlibat dalam aktivitas sosial umat beragama lain itu sejak tahun 1995. Tidak hanya hari ini, ia juga banyak membantu berbagai kegiatan dan perayaan hari besar agama lain, baik Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan lainnya.

Baca Juga: Imbas Covid-19, Permintaan Lampion Imlek Menurun

Sedangkan di Vihara Kwan Ing Thang itu, dia mengaku, sudah mulai ikut serta membantu perayaan di vihara tersebut sudah puluhan tahun.

"Udah 10 tahun. Saya muslim, ibu dan bapak saya juga muslim. Tak ada alasan khusus, karena siapapun wajib kita bantu. Saya ikuti hati nurani saja," kata Tupan, Sabtu (6/2/2021).

Pria 50 tahun itu menuturkan, keterlibatan dirinya dalam berbagai aktivitas hari besar berbagai agama selain Islam itu sebagai bentuk untuk menumbuhkan citra Islam yang baik.

"Kalau kita bicara saja, sibuk koar-koar kapan citra Islamnya baik kan? Lebih baik saya implementasi, menunjukkan bahwa Islam itu baik dan bisa berdampingan dengan semua orang meski beda agama," tuturnya.

"Hargailah umat agama lain, kita kan punya ibadah Islam sudah sangat baik, cuman bagaimana cara mengimplementasikannya. Ke siapapun wajib ko," sambungnya.

Baca Juga: Antisipasi Kerumunan, Bupati Landak Larang Perayaan Imlek

Tupan merupakan ketua RW di salah satu kelurahan di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Dia sudah menjabat ketua RW selama 23 tahun.

Dirinya memiliki pengalaman yang menjadi titik balik dan alasannya semakin mantap menjadi relawan di sejumlah tempat agama lain terutama saat hari-hari besar.

Itu dia alami pada 2001, saat itu dia mengalami sakit tipus dan tak ada keluarga yang membantu.

"Waktu itu saya masuk ke rumah sakit yang bawa saya teman-teman ini dari yang beragama Kristen Katolik, Protestan, Buddha dan lainnya. Sementara saat saat itu istri saya sedang tidak ada. Di situ saya memaknai bahwa, kehidupan indah kalau punya banyak teman. Di rumah enggak ada orang, mereka yang bopong saya semua," paparnya.

Dengan menjadi relawan di vihara dan tempat ibadah lainnya, Tupan ingin membagikan makna bagi masyarakat bahwa, suatu perbuatan baik itu tidak ada yang sia-sia.

"Indah bener. Dari mereka belum punya anak, sampai sekarang masih berteman. Saya merasakan hasil dari perbuatan saya selama ini bersama teman-teman. Allah memberikan hadiah kepada saya berupa beasiswa pendidikan anak saya sampai tamat. Perbuatan baik itu tidak balas sama orang yang sama. Saya ingin bersatu, dengan siapa pun berbuat baik," katanya sambil tersenyum mengingat kebaikan yang dirasakan.

Baginya, menjadi relawan dalam peringatan hari besar agama lain merupakan bentuk penghormatan terhadap sesama umat beragama.

"Saya bantu, ikhlas aja. Berbagi aja, berbuat baik ke orang yang agamanya lain, itu bentuk ibadah saya. Hormatilah umat yang lain. Ini salah satu bentuk cara saya menghormati agama lain. Dimana saua berpijak, di situlah berteman baik," tutupnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More