Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 19 Mei 2020 | 16:40 WIB
Kesih Samsiah (40) warga suku Baduy yang menjadi mualaf bersama keluarga usai mendengarkan tausiyah dari salah seorang ustaz. [Ist]

Penggunaan bangunan perumahan itu tentu bertentangan dengan adat Baduy, sehingga orang tuanya sangat keberatan dengan adat tersebut hingga orang tuanya bernama Arman sekeluarga memeluk agama Islam.

"Kami sekarang tinggal di pemukiman Kampung Landeuh dengan orangtua," tutur Kesih dikutip dari Banten Hits—jaringan Suara.com—Selasa (19/5/2020).

Di lain pihak, Siti Halimah (50) warga Landeuh juga mengaku bahwa dirinya asli suku Baduy dari nenek dan kakeknya. Namun orang tuanya memutuskan menjadi mualaf.

Saat ini, dirinya merasa senang tinggal di perumahan yang dibangun Yayasan At Taubah karena bisa memperdalam ilmu agama Islam melalui pengajian dengan pola metode mendengarkan ceramah-ceramah yang disampaikan ustaz maupun kyai.

Baca Juga: Pesan Sang Pelatih untuk Tontowi Ahmad yang Putuskan Pensiun

Selain itu juga dirinya belajar iqro atau membaca Al Quran dengan tajwid.

"Kami merasa bersyukur memeluk Islam dan bisa mengikuti pengajian hingga menambah wawasan dan pengetahuan ajaran Islam lebih luas," ungkapnya.

Sementara itu, Yani (35) warga Baduy mualaf mengaku tinggal di pemukiman Kampung Landeuh bersama suami dan bisa mengikuti pengajian secara langsung dengan belajar membaca Al Qur’an.

Para ustadz dan kiyai menuntunnya membaca Al Quran dengan baik dan benar, seperti Surah Al Fatihah dan surah lainnya.

Biasanya, pelaksanaan pengajian untuk kaum ibu-ibu dilaksanakan setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

Baca Juga: Kelakar Mahfud MD: Semoga Gak Diciduk, Ngomongin Luhut hingga Corona

Sedangkan, pengajian untuk kaum bapak-bapak digelar pukul 20.00 WIB sampai 22.00 WIB.

Load More