Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 30 Januari 2020 | 21:26 WIB
Ratusan nelayan di Pandeglang menggelar aksi di Kantor Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuan di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kamis (30/1/2020). [Suara.com/Saepulloh]

SuaraBanten.id - Ratusan warga menggelar aksi demonstrasi di Kantor Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuan di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kamis (30/1/2020).

Aksi tersebut dipicu kabar penangkapan nelayan asal Kecamatan Sumur pada Rabu (29/1/2020).

Dari informasi yang dihimpun, Gakumdu Polair Mabes Polri menangkap tiga bagang (fasilitas penangkap ikan) pada Rabu (29/1/2020) malam di perairan Sumur. Dari tiga bagang tersebut, ada tiga orang yang ditangkap petugas. Namun ketika bagang hendak dibawa, dua di antaranya tenggelam karena cuaca ekstrem.

Akibat kejadian tersebut, beredar informasi dua ABK yang meninggal saat peristiwa tersebut. Informasi tersebut sontak membuat 250 Nelayan Kecamatan Sumur emosi dan menggelar aksi ke kantor Syahbandar di Desa Teluk, Kecamatan Labuan pada Kamis (30/1/2020). Saat aksi tersebut, massa dikabarkan membakar perahu karet milik Mabes Polri yang tengah bersandar dermaga Teluk.

Baca Juga: JKN KIS-PBI Dinonaktifkan, Warga Pandeglang Kebingungan

Kepala Desa Sumber Jaya Kecamatan Sumur Siti Wahyuni membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan warga terlanjur emosi karena informasi adanya ABK yang meninggal.

"Kenapa mereka bisa ke sini? Kabarnya kapalnya kena badai angin kencang. Ada ABK yang meninggal. Nah itu yang memicu mereka datang ke sini," kata Siti kepada Suara.com.

Siti juga membenarkan, adanya penangkapan terhadap nelayan dari kecamatan Sumur lantaran persyaratan bagang yang mereka miliki kurang lengkap.

"Benar ada yang ditangkap karena surat-suratnya yang kurang lengkap. Tapi sekarang dalam proses sekarang sudah pada keluar, yang ke tangkap sudah pada keluar,"ujarnya.

Siti menduga, aksi warga mulai beringas karena lamanya menunggu terkait keberadaan rekannya apakah selamat atau tidak dari peristiwa tenggelamnya.

Baca Juga: Irna Narulita, Bicara Pandeglang Bangkit dari Keterpurukan Pasca Tsunami

"Ya, benar. Mungkin kelamaan menunggu membakar Rubber boat, namanya juga warga banyak. Kita juga gak bisa menghalau, karena ini warga sudah pada pulang. Kami memohon maaf atas keramaian ink kepada masyarakat Teluk," katanya.

Load More