SuaraBanten.id - Warga miskin di Kabupaten Pandeglang yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui jalur Penerima Bantuan Iuran (PBI) dibuat kaget setelah mengetahui kartunya tidak bisa digunakan saat berobat.
Kartu tersebut diketahui tidak bisa digunakan, lantaran BPJS tersebut dinyatakan dinonaktifkan. Padahal, kartu program Presiden Jokowi itu sangat dibutuhkan oleh warga.
Salah satu warga warga Cilambungan, Desa Mandalawangi, Kecamatan Mandalawangi yang tidak bisa menggunakan JKN KIS adalah Sarman. Keluarganya mengaku kaget saat akan menggunakannya untuk berobat di RSUD Berkah Pandeglang.
Hal tersebut disampaikan Aryanti, anak pertama Sarman, yang mengaku kebingungan lantaran BPJS milik bapaknya dinonaktifkan ketika mengurus administrasi di UGD. Padahal, BPJS bapaknya baru didapat sejak akhir Tahun 2019.
"Itu kan BPJS-nya baru. Baru dipakai kemarin pas si bapak masuk rumah sakit, terus masuk ke IGD suruh membereskan persyaratan. Dari situ kita tahu BPJS-nya enggak aktif. Dan itu, BPJS dari pertama kali dikasih belum pernah dipakai. Baru tahun kemarin dikasihnya, itu pun baru beberapa bulan, akhir tahun yang mengasihnya Pak RT," kata Aryanti saat dikonfirmasi pada Kamis (30/1/2020).
Aryanti menjelaskan, dari empat anggota keluarganya, semuanya mendapatkan KIS- PBI yang diberikan pemerintah. Namun, hanya milik bapaknya yang diketahui tidak aktif. Sementara milik adiknya diketahui aktif karena sudah pernah digunakan. Namun, milik ibu dan adik bungsunya belum diketahui bisa digunakan atau tidak, karena belum digunakan.
"Satu keluarga itu ada empat, punya adik saya pernah dipakai di puskesmas tapi bisa dipakai. Tapi punya mamah sama adik saya yang bungsu, enggak tahu aktif atau enggak, karena belum pernah dicek."
Aryanti mengemukakan, ketika bapaknya sakit menderita panas dan kejang-kejang, langsung dibawanya ke RSUD Pandeglang tanpa melalui rujukan Puskesmas Mandawangi. Sebelumnya, ia menduga sang bapak terkena DBD, namun setelah didiagnosa di UGD, negatif DBD.
Lantaran tidak mampu menggunakan jalur umum, akhirnya pengobatan Sarman disarankan menggunakan cara lain, yakni menggunakan surat keterangan miskin (SKM) yang didanai dari APBD Pemkab Pandeglang.
Baca Juga: 100 RS Disiapkan, Pengobatan Virus Corona Bisa Ditanggung BPJS?
"Enggak lewat puskesmas, karena bapak saya kejang-kejang, kita langsung ke IGD ke rumah Sakit umum. Dan sekarang masih dirawat di rumah sakit. Enggak lewat umum. Ada yang menyarankan untuk menggunakan SKTM."
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 64.624 jiwa warga tidak mampu di Kabupaten Pandeglang mulai 1 Januari 2020 tidak lagi mendapat jaminan kesehatan dari BPJS. Lantaran, 53.393 keluarga (KK) yang terdata, dikeluarkan dari peserta JKN-KIS melalui jalur PBI.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang Raden Dewi Setiani mengaku belum banyak mengetahui penonaktifan BPJS-PBI yang dilakukan oleh pihak BPJS. Dugaan sementara, penonaktifan tersebut disebabkan karena adanya nomor induk kependudukan (NIK) ganda.
"Info awal itu akibat dari NIK yang tidak valid, double, jadi ditolak oleh sistem. Memang sudah ada informasi sejak awal dari Dinkes Provinsi Banten," katanya.
"Ada kejadian KK (Kartu Keluarga) yang tidak terdeteksi sebagai peserta, padahal anggota keluarga lainnya statusnya aktif. Alasanya, aplikasi yang memutus langsung dengan dalih NIK tidak valid."
Terkait penonaktifan tersebut, pihaknya akan menggelar rapat bersama Dinkes Provinsi Banten. Namun menurutnya, dengan penonaktifkan tersebut akan menjadi beban Pemkab Pandeglang.
Berita Terkait
-
UGM Perkirakan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan 2020 Bisa Tutup Defisit
-
Iuran BPJS Kesehatan Naik, Ratusan Peserta Ramai-ramai Pilih Turun Kelas
-
Iuran BPJS Naik, Sopir Ojek Online Minta Perubahan Tarif per Kilometer
-
Ada Finger Print BPJS - KIS, Pasien Tak Perlu Bawa Surat Rujukan
-
Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun 2020, Ini Daftar Tarif Barunya
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Tokoh Budaya Solo Kecam Aksi Perusakan: Ini Mencoreng Kota Budaya
-
Bukan Mees Hilgers, Klub Prancis Boyong Pemain yang Namanya Sunda Banget!
-
Dari Kerudung Pink hingga Jaket Ojol: Kisah di Balik 3 Warna yang Mengguncang Aksi Demo di Indonesia
-
Dikabarkan Sudah Memberi Surat ke Prabowo di Hambalang, Ini Dampaknya jika Sri Mulyani Mundur
-
Investor Wajib Waspada! OJK Imbau Jangan Telan Mentah-mentah Rumor Unjuk Rasa
Terkini
-
Gubernur Andra Soni: Suara Ulama Didengar!
-
Tragedi Malam di Serang: Pick Up Angkut 12 Buruh Nyemplung ke Sungai, 1 Tewas Terjepit
-
BRI Kucurkan KUR Rp99,31 Triliun, Sektor Pertanian Jadi Primadona
-
4 Fakta Inspiratif di Balik Aksi Pemuda Sibilik Tambal Jalan yang Rusak Puluhan Tahun
-
Jalan Rusak Puluhan Tahun, Pemuda Kampung Sibilik Gotong Royong Modal Sumbangan Semen dan Pasir