Namun dia tidak lagi menemukan bangunan ditempat rumahnya biasanya berdiri, yang terlihat hanyalah gundukan lumpur bercampur puing-puing bangunan.
Ditengah jerit tangis warga kampung, Epfa berhasil menemukan istri dan anak-anaknya dalam keadaan selamat, setelah mereka berhasil melarikan diri dari rumah ketika longsor pertama menimbun rumah Nurhedi.
Pagi itu, dibawah guyuran hujan deras, warga yang selamat berkumpul di tengah desa yang aman jauh dari jangkauan banjir bandang dan longsor.
Setidaknya, 220 rumah di kampung Cigobang hilang dan hancur, lebih dari setengahnya yang berada di pinggir sungai Ciberang, lenyap dihanyutkan arus air.
Baca Juga: Wakil Bupati Lebak Bela Penambang Emas Ilegal soal Banjir Bandang
Sedangkan seratusan lain yang berada di kaki bukit hancur tertimbun tanah longsor.
Dari 700 orang yang tinggal di kampung Cigobang, sebagian besarnya adalah peladang cengkih dan komoditas tanaman keras lainnya, termasuk Nurhedi dan Epfa.
"Saya sudah 18 tahun berladang cengkih di bukit belakang rumah, sama sekali tidak ada tanda-tanda tanah retak, gembur atau bergerak," kata Epfa.
"Malah sehari sebelum longsor saya masih kerja diladang," tambahnya.
'Jerit tangis' sampai keesokan hari
Baca Juga: Korban Banjir Lebak Bangun Sendiri Jembatan Darurat, ke Mana Pemerintahnya?
Warga yang selamat kini belum bisa berbuat banyak karena daerah mereka terisolasi.
Beberapa pemuda berusaha mencari pertolongan keluar kampung, namun mereka mendapati jembatan yang putus dan jalan tertimbun longsor.
Mereka juga terkejut ketika mendapat kabar bahwa kampung-kampung lain sepanjang sungai Ciberang mengalami nasib yang sama.
Sarki, 65 tahun, adalah ayah mertua Nurhedi yang dituakan di kampungnya, dimana enam orang ditemukan meninggal dan dua warga ditemukan selamat di bawah reruntuhan rumah.
"Kami yang selamat berkumpul, tapi tidak tahu berbuat apa. Badan basah kuyup, tidak ada tempat berteduh," kata Sarki.
"Sedangkan keluar desa juga tidak mungkin karena jembatan putus, arus sungai deras sekali dan jalan juga tertutup lumpur longsor,"
Berita Terkait
-
Wakil Bupati Lebak Bela Penambang Emas Ilegal soal Banjir Bandang
-
Korban Banjir Lebak Bangun Sendiri Jembatan Darurat, ke Mana Pemerintahnya?
-
Korban Banjir Bandang Lebak Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat
-
Kisah Warga Lebak Makan Umbi Saat Mengungsi di Hutan Usai Longsor Menerjang
-
Kapolda Banten Janji Usut Pemodal Penambangan dan Pembalakan Liar di TNGHS
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
IRT di Cilegon Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Motor dan Emas Puluhan Gram Digasak Pelaku
-
3 Link Dapatkan Saldo DANA Gratis, Berpotensi Dapat Hingga Ratusan Ribu
-
3 Kontroversi Irna Narulita yang Pimpin DPW PAN Banten, Harta Kekayaan Sempat Jadi Sorotan
-
Profil Irna Narulita, Istri Wagub yang Kini Nahkodai DPW PAN Banten
-
Mengejutkan! Istri Wagub Banten, Irna Narulita Pimpin DPW PAN Banten