SuaraBanten.id - Asih (25) dan Ujang (25) serta anaknya yang masih berusia 4 tahun merupakan satu dari ratusan keluarga yang kini tinggal di barak Dodiklatpur Rindam III Siliwangi, Ciuyah, Kabupaten Lebak. Mereka mengungsi setelah longsor menerjang perkampungan dan merusak rumah warga lainnya pada Rabu (1/1/2020) lalu.
Saat berbincang dengan Suara.com, Ujang dan Asih mengaku sudah sepekan tinggal di barak prajurit TNI bersama ratusan warga yang kebanyakan merupakan warga Cigobang, Kecamatan Lebakgedong. Total ada sebanyak 655 jiwa yang ditempatkan di sembilan barak.
Rumah Asih yang terbuat dari kayu dan bambu memang tidak ambruk seperti beberapa rumah warga lainnya, namun longsor yang menerjang setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut membuat tempat tinggalnya rusak dan butuh perbaikan untuk bisa ditempati kembali.
"Rumah panggung. Kondisinya tidak ambruk, tapi sudah tidak mungkin bisa ditempati, harus diperbaiki," kata Asih.
Sebelum berada di tempat pengungsian, Ujang bersama istri dan anaknya mengungsi di Hutan Cibanong dengan ratusan warga lainnya dengan mendirikan tenda dari bahan-bahan seadanya.
"Kejar-kejaran sama longsor, pas mau siang kami mulai naik ke hutan jalan kaki sekitar dua jam lah. Bikin tenda ya dari bahan-bahan seadanya aja, tanpa listrik selama tiga hari di sana," tuturnya.
Selama di hutan, Asih dan warga lainnya memang mendapat pasokan bantuan yang dikirim melalui jalur udara. Namun tak jarang, Ujang memakan umbi-umbian seperti singkong dan yang lainnya.
"Hujan terus, kepikiran juga takut-takut ada longsor susulan. Kasihan sama anak, namanya tinggal di tenda seadanya pasti dingin," ucapnya.
Tiga hari berada di tenda pengungsian dan melihat langsung bagaimana material longsor merusak perkampungannya membuat Asih masih diselimuti ketakutan dan trauma akan bencana serupa terjadi kembali. Mereka berharap, pemerintah bisa mencarikan tempat baru yang lebih aman.
Baca Juga: Miris! Semua Pelajar di Desa Lebak Ini Tak Bisa sekolah karena Terisolir
"Takut dan pasti selalu keingetan. Harapannya bisa tinggal yang tenang tidak takut longsor seperti di sana," imbuhnya.
Kontributor : Deni Tarudin
Berita Terkait
-
Miris! Semua Pelajar di Desa Lebak Ini Tak Bisa sekolah karena Terisolir
-
Warga Lebak Diminta Waspada Banjir dan Longsor Susulan Pekan Ini
-
Jokowi: Hentikan Tambang Ilegal di Lebak!
-
Dinas PUPR: 31 Jembatan dan Jalan Rusak Dihantam Banjir Bandang Lebak
-
Akses Terputus, Korban Banjir Lebak Bikin Pengungsian dan Ronda Swadaya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Spot Wisata Healing di Serang Banten Buat Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025
-
Skandal Jaksa Nakal Banten Terbongkar! Kejagung Sikat 3 Anak Buahnya Sendiri
-
Kasus Pembunuhan Anak 9 Tahun di Cilegon Belum Terungkap, Bikin Masyarakat Resah
-
Viral Pernyataan Abah Aos Soal Kopiah Hitam Haram, Tokoh Ulama Banten: Hati-hati Sesat!
-
Langit Panimbang Berubah Merah Darah, Warga Pesisir Pandeglang Dilanda Kecemasan