Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Selasa, 14 Januari 2020 | 14:16 WIB
Upaya pencarian korban longsor yang dilakukan oleh tim SAR dan anggota TNI. [Blackhouse Library]

SuaraBanten.id - Bencana tanah longsong di Kabupaten Lebak, Banten, menyisakan banyak kisah tragedi. Salah satunya, seorang ibu dan anaknya ditemukan tewas dalam kondisi berpelukan.

PERINGATAN REDAKSI: tulisan berikut dapat menimbulkan rasa ketakutan dan kesedihan dari cerita korban longsor.

Lelaki berusia 40 tahun itu masih menikmati secangkir kopi hangat pada hari pertama tahun 2020. Hari masih pagi dan dingin di Lebak, Banten, baru pukul 06.00 WIB.

Nurhedi nama lelaki itu. Sementara sang istri, Sukaesi, dan anak mereka bernama Tian (12) masih meringkuk menghangatkan diri di dalam rumahnya di kampung Cigobang, provinsi Banten.

Baca Juga: Wakil Bupati Lebak Bela Penambang Emas Ilegal soal Banjir Bandang

Kopi belum lagi habis ketika Nurhedi mendengar suara gemuruh dari arah sungai, yang jaraknya sekitar 150 meter depan rumahnya.

Mencoba mencari tahu suara apa yang didengarnya, mendadak tubuh Nurhedi terdorong dan terlempar hingga jauh keluar rumah, diikuti suara menggelegar.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi, tiba tiba saja badan saya terlempar keluar. Saya kaget dan bingung ada apa," katanya.

Nurhedi kehilangan istri dan anaknya yang tertimbun tanah longsor di kampung Cigobang, provinsi Banten. [ABC Indonesia/Dicky Martias]

Hanya dalam hitungan detik, Nurhedi sadar rumahnya telah lenyap tertimbun lumpur dan tanah.

Panik dan terkejut membuat tubuh Nurhedi lumpuh lemas. Jangankan menolong anak istrinya, untuk berdiri pun Nurhedi tidak mampu.

Baca Juga: Korban Banjir Lebak Bangun Sendiri Jembatan Darurat, ke Mana Pemerintahnya?

Beruntung tetangganya, yang bernama Epfa, berada tidak jauh dan segera menarik tubuh Nurhedi menjauh dari timbunan longsor yang terus bergerak maju.

Load More