Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 04 Januari 2020 | 11:50 WIB
Suasana pengungsian akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten. (Suara.com/Yandhi Deslatama)

Doni mendapat laporan dari Bupati Lebak, telah ada delapan jenazah korban banjir bandang dan longsor yang telah ditemukan. Diperkirakan, jumlah korban jiwa akan terus bertambah karena masih terus dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.

"Berdasarkan laporan sementara dari Ibu bupati, terdapat sejumlah delapan korban meninggal, enam orang tertimbun kemudian dua orang hanyut, satu belum ditemukan," terangnya. 

Sementara itu, dari data sementara yang diterima BNPB, setidaknya ada sekitar seribu rumah rusak, mulai dari tertimbun longsor hingga hanyut terbawa derasnya banjir bandang.

Penyebab bencana alam di Lebak tersebut, diduga akibat penggundulan hutan dan aktivitas pertambangan emas liar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Baca Juga: Pembalakan dan Tambang Liar Sebabkan Banjir Lebak, Polisi: Akan Didalami

"Berdasarkan laporan awal dari kepolisian daerah Banten, penyebab utama selain hujan yang sangat lebat di Gunung Halimun-Salak, adalah sejumlah tambang yang pecah. Jadi tambang yang sudah ditinggalkan itu ambrol, longsor dan membawa material bebatuan dan juga lumpur. Nah inilah yang menyapu sepanjang Sungai Ciberang ini dan menimbulkan kerugian yang cukup massif." 

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More