Jembatan bambu itu adalah bukti bahwa mereka mampu mandiri, namun kemandirian itu lahir dari sebuah keterpaksaan akibat absennya negara. Kini, bola panas ada di tangan pemerintah.
Warga Maja menanti, apakah kunjungan sang Gubernur akan menjadi titik balik yang mengubah bilah-bilah bambu reyot itu menjadi konstruksi permanen yang kokoh, atau hanya akan menjadi catatan kunjungan kerja yang terlupakan saat musim hujan datang lagi.