Syarif Hidayatullah dan Sejarah Vihara Avalokitesvara di Banten

Panamaan Vihara Avalokitesvara diambil dari bahasa Sanskerta untuk Dewi Kwan Im yang diyakini suka menolong manusia dari berbagai kesulitan.

Hairul Alwan
Jum'at, 24 Mei 2024 | 21:52 WIB
Syarif Hidayatullah dan Sejarah Vihara Avalokitesvara di Banten
ILUSTRASI Vihara Avalokitesvara- Vihara Tri Dharma Bumi Raya Sui Kheu Thai Pak Kung di Kota Singkawang menjadi destinasi wisata religi baru. ANTARA/Rudi

SuaraBanten.id - Berlokasi di Kampung Pamarican, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten keberadaan Vihara Avalokitesvara tak terlepas dari Sultan Syarif Hidayatullah.

Panamaan Vihara Avalokitesvara diambil dari bahasa Sanskerta untuk Dewi Kwan Im yang diyakini suka menolong manusia dari berbagai kesulitan.

Lokasi Vihara Avalokitesvara itu sekitar 500 meter di sebelah utara Masjid Agung Banten dan Keraton Surosowan di Kawasan Banten Lama.

Sejarah pembangunan vihara Avalokitesvara berkaitan dengan Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Syarif Hidayatullah merupakan ayah dari Maulana Hasanudin, pendiri kerajaan Banten.

Tokoh penyebar Islam di tanah Jawa ini memiliki istri yang masih keturunan kaisar Tiongkok bernama Putri Ong Tien.

Melihat banyak pengikut putri yang masih memegang teguh keyakinannya, Sunan Gunung Jati membangun vihara Avalokitesvara pada tahun 1542.

Versi lain menyebutkan, vihara ini dibangun pada tahun 1652. Yaitu pada masa kejayaan kerajaan Banten saat dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Awalnya Vihara Avalokitesvara dibangun di Kampung Dermayon, sekitar 500 meter di selatan Masjid Agung Banten.

Menurut sejarawan Prancis, Claude Guillot dalam Banten, Sejarah dan Peradaban X–XII, kita hanya memiliki sumber tak jelas mengenai tempat-tempat ibadah orang Tionghoa.
Padahal, Banten terkenal karena adanya kelenteng yang dijadikan Vihara Avalokitesvara. Jika sudah ada pada abad ke-17, pasti kelenteng ini disebut-sebut dengan jelas dalam sumber.

Sumber asing yang cukup meyakinkan menyebut tentang kelenteng adalah catatan J.P. Cortemunde yang menghadap Sultan Ageng Tirtayasa pada 1673.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak