Ia menyatakan, PT MFI sebagai perusaahan yang ada di Indonesia sejalan dengan program yang dijalankan oleh Pemerintah. Di mana pada 2060, posisi Indonesia pada net zero emission.
Disamping itu sebagai perusahaan asal Jepang, PT MFI juga mempunyai tanggung jawab target mengurangi emisi 30 persen hingga 2030. Artinya, seluruh pihak mempunyai tanggung untuk mengatasi krisis iklim secara bersama-sama.
"Jadi artinya semua menunjukan tanggung jawab terhadap manusia dan lingkungan. Jadi ini tidak hanya semboyan tetapi yang riil," terangnya.
"Untuk memperbaiki lingkungan ini, itu biaya tidak sedikit harus kerja sama. Paling tidak niat kita sama, bagaimana generasi selanjutnya bisa mempergunakan dunia ini," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Sampah Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten, Rully Riatno menyatakan apresiasi kepada PT MFI yang telah mulai melakukan efisiensi energi dengan pemasangan PLTS Atap.
Ia menyatakan, tentu pemerintah mempunyai komitmen yang sama yakni mendorong industri melakukan perubahan dalam penggunaan energi. Salah satunya dengan energi terbarukan lewat PLTS Atap.
"Tentunya pemerintah juga dengan komitmen yang sama ingin mendorong semua industri untuk bisa sama-sama melakukan perubahan dalam penggunaan energinya. Karena energi menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar," terangnya.
Pihaknya berharap, langkah yang dilakukan PT MFI dapat diikuti oleh perusahaan industri yang ada di Cilegon. Di mana industri dapat melakukan keberlangsungan usahanya dengan penggunaan energi yang ramah lingkungan.
Sementara Vice President of Operation PT Xurya Daya Indonesia, Philip Effendy mengatakan, pihakya bangga dapat terlibat dalam perjalanan MFI menuju perusahaan yang ramah lingkungan.
PLTS Atap yang terpasang di pabrik MFI dipastikan memiliki kualitas terbaik yang mampu beroperasi hingga lebih dari 25 tahun ke depan.