DLH Cilegon Akui Telat Pasang Alat Pemantau Saat Insiden PT CAP

Relawan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nur Cholis Hasan menyayangkan keterlambatan DLH Kota Cilegon dalam memasang alat pemantau kualitas udara.

Hairul Alwan
Jum'at, 02 Februari 2024 | 07:50 WIB
DLH Cilegon Akui Telat Pasang Alat Pemantau Saat Insiden PT CAP
Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Cilegon, Sabri Mahyudin. [Maulana/BantenNews]

SuaraBanten.id - Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Cilegon mengakui pemasangan alat pemantau kualitas udara ketika insiden bencana industri PT CAP yang terjadi pada Sabtu (20/1/2024) lalu itu terlambat.

Seperti diketahui, relawan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nur Cholis Hasan menyayangkan keterlambatan DLH Kota Cilegon dalam memasang alat pemantau kualitas udara.

Menurut informasi, DLH Kota Cilegon memasang tiga alat pemantau kualitas udara di area kawasan PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP), Lingkungan Warungkara, Kecamatan Ciwandan, dan Lingkungan Dermaga Malang, Kecamatan Grogol pada Minggu (21/1/2024) sekira pukul 01.00 WIB.

Karena keterlambatan pemasangan alat pemantau tersebut, Cholis menduga hal itu menyebabkan turunnya kadar kimia yang belakangan diketahui merupakan senyawa hidrokarbon yang terhirup oleh warga.

Menanggapi hal itu, Kepala DLH Kota Cilegon Sabri Mahyudin mengakui pemasangan alat pemantau kualitas udara ketika insiden bencana industri PT CAP itu terlambat.

"Itu diakui salah satu kelemahan DLH Kota Cilegon," katanya dikutip dari BantenNews (Jaringan SuaraBanten.id), Kamis (1/2/2024).

Menurut Sabri, keterlambatan pemasangan alat pemantau kualitas udara itu lantaran DLH Kota Cilegon belum mempunyai alat yang lebih memadai.

“Kalau yang portable kita masih belum punya alatnya. Yang kemarin dipasang itu dari lab namanya ambien. Makanya Cilegon ini tolonglah dibantu alat-alatnya,” ujarnya.

Namun ironisnya, Sabri mengungkapkan ketika terjadi insiden bencana industri di PT CAP Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dipasang di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan tidak berfungsi.

"Pada saat kejadian saya bilang ke Pak Sekda, ISPU yang ada di Ciwandan itu lagi ada peralihan dari sistem voucher ke pra bayar. Pada saat itu ISPU sedang tidak berfungsi dan tidak ter-reccord," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak