KPU Hanya Cantumkan Dua Paslon dalam Simulasi Pilpres 2024 di Banten, Ternyata Alasannya Karena...

Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Banten, Mohamad Ihsan mengungkapkan, surat suara yang digunakan untuk simulasi sudah dicetak KPU RI sebelum ada paslon.

Hairul Alwan
Rabu, 03 Januari 2024 | 14:25 WIB
KPU Hanya Cantumkan Dua Paslon dalam Simulasi Pilpres 2024 di Banten, Ternyata Alasannya Karena...
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) memberikan pengarahan kepada warga saat simulasi pemungutan suara di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4). [Suara.com/Arief Hermawan P]

SuaraBanten.id - Simulasi pemilihan presiden atau Pilpres 2024 di Kota atau Kabupaten di Provinsi Banten dengan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil suara Pemilu 2024 dinilai tidak sesuai fakta yang ada.

Karena, dalam simulasi Pilpres 2024 itu hanya mencantumkan dua pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres. Padahal, faktanya pemilu kali ini terdapat tiga paslon yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud).

Terkait hal tersebut, Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Banten, Mohamad Ihsan mengungkapkan, surat suara yang digunakan untuk simulasi sudah dicetak KPU RI sebelum ada paslon.

"Simulasi ini program KPU RI. Terkait surat suara sudah dicetak sebelum adanya paslon," kata Ihsan saat dikutip dari Bantennews (jaringan Suarabanten.id), Rabu (3/1/2024).

Baca Juga:Bukan Tiga, Simulasi Pemilu di Banten Cuma Cantumkan Dua Paslon, Kenapa?

Kata Ihsan, pelaksanaan simulasi pemungutan, penghitung dan rekapitulasi hasil suara Pemilu 2024, semangatnya adalah pembelajaran bagi semua yang terlibat.

"Semuanya punya peran. Jadi semangatnya ke sana (pembelajaran-red) sehingga di luar surat suara tadi bisa diantisipasi," paparnya.

Kata Ihsan, simulasi tersebut juga dilakukan untuk memotret semua persiapan tahapan, mulai dari penyiapan tempat hingga proses perhitungan.

"Memang temuan kami di Tangerang, karena malamnya hujan, pembuatan tenda terganggu dan lokasi terendam air. Ini kan bagian dari mitigasi kita di samping soal gambar yang hanya dua paslon," paparnya.

Terkait potensi bisa menimbulkan kebingungan dan kecurigaan masyarakat, lanjut Ihsan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilu.

Baca Juga:Gempa Bayah Berkekuatan Magnitudo 5,9 Terasa Hingga Bogor, Sukabumi dan Bandung

"Tentu kita akan edukasi bahwa paslon (untuk Pilpres) ada tiga dan nanti saat pemilihan ya akan ada tiga paslon. Kebetulan ini kita bahan-bahan (simulasi-red) dibuat sebelum ada calon," kata Ihsan.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Bawaslu Banten, Ali Faisal mengatakan, dalam simulasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/Kota di Banten hanya mencantumkan dua Paslon untuk surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden, padahal faktanya pilpres diikuti tiga paslon.

Menurut Ali, simulasi pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil suara dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap tata cara dan proses teknis di TPS dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

"Simulasi itu bertujuan memberi informasi dan pemahaman pada pemilih tentang bagaimana tata cara dan proses teknis pungut hitung dan rekap hasil suara," kata Ali dikutip dari Bantennews (Jaringan Suarabanten.id), Rabu (3/1/2024).

"Tapi ini kenapa contoh surat suara untuk Pilpres yang digunakan hanya mencantumkan dua paslon, padahal kan di Pilres 2024 ini ada tiga paslon," kata Ali mempertanyakan hal tersebut.

Kata Ali, seharusnya simulasi yang dilakukan KPU Kabupaten/Kota di Banten harus disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya.

Hal tersebit perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman tata cara dan proses pungut hitung dan rekap suara agar tidak menimbulkan kebingungan pada masyarakat.

"Ini yang kami sesalkan, karena di dummy simulasi hanya ada dua paslon, sementara Pilpres-nya diikuti tiga pasangan," ujarnya.

Ali mengungkapkan, seharusnya KPU sebagai pelaksana pemilu harus bisa memberikan pemahaman secara menyeluruh soal pelaksanaan Pemilu. Termasuk hal-hal teknis dalam pelaksanaan Pemilu harus diperhatikan secara teliti.

Kata dia, tidak menutup kemungkinan kesalahan selanjutnya dapat terulang terkait soal-soal teknis yang tidak diperhatikan secara teliti dan detail.

"Imbauan saya jika akan kembali dilakukan simulasi pengut hitung rekap hasil suara, maka semuanya, baik tata cara sampai contoh surat suaranya harus sesuai dengan jumlah pasangan calon yang ada," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini