SuaraBanten.id - Pratama Arhan selaku salah satu bek andalan Timnas Indonesia banyak mendapat saran untuk meninggalkan Tokyo Verdy lantaran tak kunjung mendapat menit bermain.
Pada pertandingan pekan ke-41 ajang J2 League 2022, Pratama Arhan lagi-lagi gagal mendapatkan kesempatan bermain ketika Tokyo Verdy menang atas Albirex Niigata.
Kini kompetisi J2 League 2022 hanya menyisakan dua pekan terakhir. Meski demikian, tim pelatih Tokyo Verdy tak juga memberi kesempatan bagi Pratama Arhan untuk tampil.
Hingga kini, mantan pemain PSIS Semarang itu baru diberi satu kali kesempatan tampil bersama Tokyo Verdy di ajang J2 League 2022.
Baca Juga:Profil Diego Milito, Eks Inter Milan yang Pernah Pecundangi Asisten Baru Shin Tae-yong
Saat itu, Arhan bermain sebagai starter pada laga melawan Tochigi SC pada pekan ke-25 J2 League 2022. Meski demikian, Arhab ditarik keluar pada awal babak kedua.
Usai bermain saat itu, Arhan tak lagi mendapat kesempatan tampil bersama Tokyo Verdy. Bahkan, nama Pratama Arhan tak pernah muncul dalam skuad yang dibawa ke pertandingan.
Karena minimnya jam tanding Pratama Arhan di Tokyo Verdy dalam J2 League membuat pemain timnas Indonesia ini didorong untuk segera angkat kaki dari tim tersebut.
Dilansir SuaraBanten.id dari Bolatimes.com (Jaringan Suara.com) berikut tiga alasan yang membuat Pratama Arhan harus segera meninggalkan Tokyo Verdy.
1. Karier Stagnan dan Jalan di Tempat
Baca Juga:5 Pemain Termahal dalam TC Timnas Indonesia U-20 di Eropa
Jika Pratama Arhan masih bertahan bersama Tokyo Verdy dan tak kunjung mendapatkan kesempatan bermain, maka karier pemain asal Blora, Jawa Tengah, ini dikhawatirkan menjadi stagnan.
Pasalnya, Pratama Arhan membutuhkan kesempatan bermain sebanyak mungkin untuk bisa membuktikan bakat dan kemampuannya di atas lapangan.
Apabila eks-pemain PSIS Semarang ini tak bisa bermain, maka dia akan kesulitan untuk melanjutkan kariernya ke level yang lebih tinggi.
Oleh sebab itu, meninggalkan Tokyo Verdy adalah keputusan terbaik bagi Pratama Arhan untuk terus mengembangkan kariernya di masa depan.
2. Hanya Jadi Alat Promosi
Sebagai pesepak bola profesional, Pratama Arhan membutuhkan kesempatan bermain. Dia harus mendapat kepercayaan untuk berkontribusi secara teknis, bukan hanya jadi alat promosi.
Sejauh ini, Pratama Arhan hanya dimanfaatkan manajemen Tokyo Verdy untuk kepentingan marketing dan sponsor. Aspek ini memang penting bagi sebuah klub.
Namun, jika hanya memanfaatkan pemain sebagai alat promosi semata tanpa mempertimbangkan kebutuhan teknis sang pemain, maka sudah saatnya Arhan angkat kaki dari Tokyo Verdy.
3. Dampak Negatif Minim Menit Bermain
Catatan satu pertandingan yang berlangsung selama 45 menit itu menjadi catatan yang sangat minor bagi Pratama Arhan selama bergabung bersama Tokyo Verdy.
Pratama Arhan yang kini berusia 20 tahun tentu saja mendapatkan menit bermain sebanyak mungkin untuk bisa mengasah dan mengembangkan kemampuannya.
Jika Arhan tak kunjung memperoleh kesempatan bermain, maka dia akan kesulitan untuk meningkatkan level permainannya.