SuaraBanten.id - Kabar Ustaz Abdul Somad alias UAS dideportasi belakangan menyita perhatian publik. UAS dideportasi saat hendak liburan ke Singapura.
UAS dideportasi Singapura dikabarkan oleh akun Instagram pribadinya dan oleh sahabatnya, Muhammad Hanafi di laman facebooknya.
Terkait Ustaz Abdul Somad dideportasi, pegiat media sosial Denny Siregar meminta UAS tidak menyalahkan negara yang tidak membolehkannya masuk.
"Mad, kalo lu dilarang masuk negara orang, jangan salahkan negara itu. Mereka punya otoritas. Mereka yg punya rumah, ya terserah mereka lah mau masukin siapa atau larang siapa..," cuit Denny Siregar melalui akun Twitter pribadinya @dennysiregar7.
Baca Juga:UAS Ditolak Masuk, Anggota DPR: Warga Singapura Sangat Bebas ke Indonesia
Denny Siregar bahkan meminta UAS memperbaiki diri atas kejadian tersebut.
"Mending perbaiki diri lu aja, mad. Bener gak perilaku lu selama ini. Kenapa kok org males liat elu..," ujarnya.
Lebih lanjut, dalam cuitan lainnya, Denny Siregar juga menyinggung Singapura merupakan negara yang sangat keras dengan isu radikalisme.
"Singapura itu emang keras banget sama yang radikal2 agama. Bahkan disana kabarnya, cukup dgn UU terorisme mereka, bicara tentang agama dlm bentuk kekerasan sdh ditangkap..," ungkapnya.
"Jadi, kalo si Somad itu ditolak masuk Singapura, itu berarti mereka merekam jejak radikalisme di org itu..," imbuh Denny Siregar.
Baca Juga:Abu Janda Komentari Alasan Pemerintah Singapura Menolak UAS: Indonesia Kapan?
Sebelumnya diberitakan, Ministry of Home Affairs (MHA) atau Menteri Dalam Negeri Singapura menanggapi pernataan media tentang UAS dideportasi Singapura.
dilansir dari laman resmi MHA https://www.mha.gov.sg/ tertulis "Pernyataan MHA Menanggapi Pertanyaan Media Tentang Abdul Somad Batubara" Dalam tulisan tersebut disertakan tiga hal yang mendasari Ustaz Abdul Somad dideportasi yang dipublish, Selasa (17/5/2022).
1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam teman perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.
2. Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai “kafir” (kafir).
3. Masuknya pengunjung ke Singapura tidak otomatis atau hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.