Terungkap! Ini Tiga Alasan UAS Dideportasi Singapura, Salah Satunya Karena Sebarkan Ajaran Ekstremis

Terbaru, Ministry of Home Affairs (MHA) atau Menteri Dalam Negeri Singapura menanggapi pernataan media tentang UAS dideportasi Singapura.

Hairul Alwan
Rabu, 18 Mei 2022 | 08:55 WIB
Terungkap! Ini Tiga Alasan UAS Dideportasi Singapura, Salah Satunya Karena Sebarkan Ajaran Ekstremis
Ustaz Abdul Somad. [Instagram/@ustadzabdulsomad_official]

SuaraBanten.id - Belakangan kabar soal Ustaz Abdul Somad alias UAS dideportasi Singapura ke Indonesia menyita perhatian publik. UAS dideportasi Singapura pada Senin (16/5/2022) lalu.

Terbaru, Ministry of Home Affairs (MHA) atau Menteri Dalam Negeri Singapura menanggapi pernataan media tentang UAS dideportasi Singapura.

dilansir dari laman resmi MHA https://www.mha.gov.sg/ tertulis "Pernyataan MHA Menanggapi Pertanyaan Media Tentang Abdul Somad Batubara" Dalam tulisan tersebut disertakan tiga hal yang mendasari Ustaz Abdul Somad dideportasi yang dipublish, Selasa (17/5/2022).

1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam teman perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.

Baca Juga:Salah Satu Alasan Singapura Tolak UAS: Dianggap Merendahkan Pemeluk Agama Lain

2. Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai “kafir” (kafir).

3. Masuknya pengunjung ke Singapura tidak otomatis atau hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini