"Suaminya sampai ada yang meninggal, beliau jadi janda dan anak anaknya istilahnya mengharapakn uang tersebut untuk biaya sekolah," tuturnya.
Tahyar juga menyampaikan, sudah melakukan berbagai upaya untuk dapat menerima kembali haknya. Mulai dari rapat internal hingga melibatkan Wali Kota Cilegon, DPRD Kota Cilegon.
"Itu sempat berhasil, tapi cuma satu kali, itupun di cicil, Rp 1,5 juta perorang, sekitar 300 orang di bulan april 2021," ucapnya.
Suparman, warga asal Pagebangan, Kota Cilegon. Uang pensiunan dan tabungannya sebesar Rp500 Juta tidak jelas setelah diinvestasikan pada program Sijaka milik Primkokas PT Krakatau Steel.
Baca Juga:Dipukuli Hingga Uang Hasil Layani Pelanggan Dibawa Kabur, Begini Kisah Cewek Open BO di Serang
"Saya masuk sijaka itu karena satu yang pertama anggota primkokas, karena memang di dalam programnya menjanjikan nilai fee yang cukup lumayan, artinya diatas rata-rata bank, makanya kita mau menginvestasikan," ucapnya.
Namun, ditahun 2019 Ia mendapatkan informasi bahwa primkokas tidak dapat dicairkan. Benar saja, ketika dirinya hendak mencairkan sebanyak 14 lembar investasi atau setara dengan Rp 105 juta untuk biaya sekolah anaknya ternyata tidak bisa.
Kendati demikian, Ia bersama korban lainnya di tahun 2020 berjuang untuk mendapatkan uang itu kembali. Pihaknya, telah mengikuti rapat dengan pengurus Primkokas namun tetap tidak ada kejelasan terkait investasi tersebut.
"Secara formal sudah kita lakukan, dari mulai tahun 2020 kemarin saya ada datanya pertemuan kita di KJ bersama pengurus KJ sudah dilakukan sudah membuat surat pertama, kedua dan sudah melakukan zoom dengan pembina sampai detik ini belum ada realisasi yang aktual," ungkapnya.
Lilis Kholisoh, seorang nasabah yang menginvestasikan dana senilai Rp 300 juta harus kembali gigit jari karena ketidakpastian kembalinya dana tersebut. Padahal, dulu sempat dicairkan untuk biaya pernikahan.
Baca Juga:Suami Jual Istri ke Pria Hidung Belang, Open BO Lewat Aplikasi MiChat
"Dulu sempet dicairkan, Rp15 juta nikahin anak, 2019. Itupun harus bulak balik, tagihin terus, karena ada kebutuhan mendesak mungkin dicairkan, tapi sisanya belum," ucapnya.