Sebut 70 Persen Perceraian di Indonesia Atas Gugatan Istri, Biang Keroknya Suami!

Tak tanggung-tanggung, ia pun secara blak-blakan mengatakan bahwa biang kerok sebenarnya atas kebanyakan perceraian datang dari pihak suami.

Hairul Alwan
Selasa, 11 Januari 2022 | 10:55 WIB
Sebut 70 Persen Perceraian di Indonesia Atas Gugatan Istri, Biang Keroknya Suami!
Bidik layar Ustaz Bachtiar Nasir saat memberikan pernyataaan melalui rekaman video. (istimewa).

SuaraBanten.id - Tak dimungkiri bahwa kasus perceraian memang cukup banyak terjadi di Tanah Air lantaran beberapa alasan. Mulai dari kalangan masyarakat biasa, tokoh publik sekelas artis hingga pejabat pun tak bisa sepenuhnya lepas dari yang namanya perceraian.

Namun, ternyata menurut seorang penceramah, yakni Ustaz Bachtiar Nasir, katanya 70 persen kasus perceraian di Indonesia terjadi gugatan istri terhadap suami.

Tak tanggung-tanggung, ia pun secara blak-blakan mengatakan bahwa biang kerok sebenarnya atas kebanyakan perceraian datang dari pihak suami. Ustaz Bachtiar Nasir menduga bahwa 70 persen kasus perceraian di Indonesia yang berasal dari gugatan istri disebabkan oleh kegagalan ayah atau suami dalam memimpin rumah tangga.

Ilustrasi perceraian. [Dok.Antara]
Ilustrasi perceraian. [Dok.Antara]

“Persoalan terbesar dalam rumah tangga, ini sebetulnya biang keroknya ayah dan suami,” ungkapnya dalam YouTube AQL Islamic Center, dikutip terkini.id--Jaringan Suara.com pada Senin, 10 Januari 2022.

Baca Juga:Waduh! Perselingkuhan Kini Tidak Lagi Bisa Jadi Alasan Cerai di China

“Perceraian di Indonesia saat ini 70 persen penyebabnya bukan talak, tetapi khulu’, bukan suami yang menceraikan istri, tapi istri yang minta dilepas dari suami,” sambungnya lagi dalam video yang diunggah pada 22 April 2016 lalu itu.

Ustadz Bachtiar Nasir mengungkapkan, penelitian yang dilakukannya bersama AQL Islamic Center menunjukkan bahwa UU KDRT menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus perceraian di Indonesia yang berasal dari gugatan istri.

Katanya, UU KDRT membuka peluang bagi para wanita untuk ‘speak up’ tentang kekerasan dalam rumah tangga yang mereka alami.

Ilustrasi perceraian [shutterstock]
Ilustrasi perceraian [shutterstock]

“Pada awalnya, penelitian kami menunjukkan bahwa ini gara-gara Undang-Undang. Setelah UU KDRT itu dibuka, perempuan curhat dan menceritakan kekerasan dalam rumah tangga.”

Namun, menurut pria yang pernah mengisi acara Kultum di RCTI pada bulan Ramadan 2013 (1434 H) lalu itu, disahkannya UU KDRT tanpa sosialisasi yang jelas kepada publik memicu kaum wanita berbondong-bondong datang ke Pengadilan Agama untuk mendaftarkan gugatan perceraian atas suami mereka.

Baca Juga:Dhena Devanka Ngaku Sudah Damai, Jonathan Frizzy Membantah

Oleh karena itulah menurutnya hal tersebut membuat angka gugatan perceraian dari pihak istri yang mencapai angka 70 persen merupakan hal lumrah untuk terjadi.

“Ketika UU KDRT dibuka tanpa sosialisasi sebelumnya, muncullah itu dan ramai-ramai minta perempuan dilepas dari suaminya,” paparnya.

“Ternyata, konsistensi perempuan minta dilepas suami ini semakin marak dan angka 70 persen itu menjadi umum.”

Ustaz Bachtiar Nasir pun menegaskan kembali bahwa pemicu meningkatnya gugatan perceraian dari pihak istri yang mencapai 70 persen di Indonesia mengindikasikan bahwa banyak pria yang belum siap menjadi ayah atau suami.

Pasalnya, menurutnya, banyak pria yang hanya bermodalkan cinta terhadap wanita yang diincarnya dan penghasilan yang terbilang mapan karena bekerja di perusahaan besar untuk maju ke jenjang pernikahan.

“Kalau mau dilihat secara keseluruhan adalah belum siap menjadi ayah, belum siap menjadi suami. Karena dulu waktu nikah modalnya cuma dua, satu cinta, dua karena udah kerja di *** (nama perusahaan).”

Terakhir, Ustaz Bachtiar Nasir mengingatkan kepada para kepala rumah tangga agar tak menjadi ayah yang gagal hanya karena terlalu sibuk mencari uang.

“Jangan jadi ayah gagal, perginya gelap pulangnya gelap-gelap. Ini ayah apaan?” pungkasnya menohok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini