Ini Kabar Terbaru Lumba-lumba Bali yang Ditunggangi Lucinta Luna

Kematian dua lumba-lumba yang sempat ditunggangi selebgram Lucinta Luna diduga terkait penempatannya di kolam, bukan langsung ke laut.

Hairul Alwan
Jum'at, 03 Desember 2021 | 08:55 WIB
Ini Kabar Terbaru Lumba-lumba Bali yang Ditunggangi Lucinta Luna
Ikan Lumba-lumba terdampar dalam keadaan tidak bernyawa di Pantai Dusun Je'ne, Desa Lagaruda, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan [Terkini.id]

“Kemudian, dari aspek kesehatan belum tentu kesehatan Lumba-lumba yang di dalam kolam sama sehat dengan yang di luar. Kalau, dia tidak sehat kemudian kita lepaskan justru mati atau jadi mangsa ikan yang lain justru bahaya,” ujar Yudiarso.

Ia pun mengklaim kondisi kolam lumba-lumba tersebut sangat layak. Yudiarso menyebut Bali Exotic Marine Park memiliki kolam dengan total luas sekitar 868 meter persegi, dengan panjang dan lebar 30 x 32 meter serta kedalaman 3 meter.

Kolam juga memiliki sirkulasi sebanyak 10 filter, satu set karbon aktif, empat set alat pengatur kadar garam. Selain itu, terdapat tiga kolam di lokasi itu, dengan salah satunya kolam bersekat.

“Apabila pengunjung interaksi datang, sekat tersebut akan ditutup pada kolam kecil dan kembali dibuka saat tidak ada pengunjung,” jelasnya.

Baca Juga:Hotel Murah di Bali Dekat Pantai Kuta: Ara Inn Hostel hingga Bedbunker BB Hostel

Setiap hari, katanya, terdapat pengecekan kondisi satwa, dan setiap tiga bulan dilakukan pengambilan sampel darah oleh tim dokter hewan dari Universitas Udayana. Untuk kondisi lima lumba-lumba yang tersisa, Yudiarso menyebut kondisi mereka baik.

“Kalau kita, tidak mengecek kesehatannya. Ada dokter hewan yang bertugas di situ dan saya belum dapat laporannya. Jadi belum bisa saya sampaikan kondisi kesehatannya. Tapi informasi yang kami terima dua hari yang lalu saat kami kunjungan ke sana bagus kondisinya,” aku dia.

Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono menerangkan dua lumba-lumba meninggal itu sudah dalam keadaan tidak sehat saat disita. Pihaknya menduga mereka terkena hepatitis dan sudah diekploitasi berlebihan oleh pemilik sebelumnya.

“Yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau, keeper-nya siang malam nungguin jangan sampa mati, temen UNUD (Universitas Udayana) bolak-balik bantuin, karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit,” ujar Sumarsono.

Baca Juga:Sampah Plastik di Bali Didominasi Botol Air Mineral 300 Dan 600ml

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini