SuaraBanten.id - Tentu kita masih ingat kejadian viral PAUD di Kragilan Serang, Banten disegel oleh pria yang mengklaim pemilik lahan.
Video viral itu menunjukan Abubakar yang mengaku ahli waris pemilik lahan menyegel PAUD dengan memaku pintu dengan bambu secara menyilang.
Kini SuaraBanten.id merangkum sejumlah fakta yang terjadi terkait sekolah PAUD disegel di Kampung Kebon Jaya, Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.
Disegel dihadapan siswa PAUD
Baca Juga:Kepergok Bawa Celurit Saat Hendak Tawuran, Dua Pelajar SMK di Serang Diamankan Polisi
Dalam video viral itu tampak seorang pria tengah menyegel pintu masuk sekolah PAUD tersebut dengan menggunakan paku.
Sementara sejumlah anak-anak PAUD tampak hanya bisa terdiam dan kebingungan dengan aksi yang dilakukan pria itu.
Aksi penyegelan PAUD oleh diduga pemilik lahan mendapat kecaman dari warganet yang melihat video viral itu.
"Kasihan itu anak-anaknya pada kebingungan gak tahu apa-apa, mau belajar malah disegel. duh gusti," tulis @ryandestama.
"Nuraninya itu lho dipakai," @faturelhamid menimpali.
Baca Juga:Viral! Gegara Macet Parah Pemotor Terjang Jalan Baru Dicor, Publik Geram
"Gak bisa apa nunggu belajar selesai.. Ampuunn yaa Allah," tulis @ayadieyaquinz.
Bupati Serang ambil langkah hukum
Peristiwa penyegelan PAUD Tunas Harapan menyita perhatian Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Orang nomor satu di Kabupaten Serang itu bahkan menyempatkan hadir dan meninjau langsung ke TK tersebut.
Kedatangan Bupati Tatu bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serang beserta aparat kepolisian tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Saat meninjau lokasi, Tatu memanggil Abubakar, seorang pria yang melakukan penyegelan dengan cara menutup pintu kelas sekolah tersebut dengan sebilah bambu yang dipaku menyilang.
Saat bertemu pihak penyegel, awalnya Tatu meminta diselesaikan secara kekeluargaan, namun ternyata tidak menemukan titik temu, akhirnya Tatu mengajak menyelesaikan masalah tersebut melalui ranah hukum.
“Saya sudah memanggil pihak yang melakukan penyegelan, namanya pak Abu, saya minta masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan, namun tidak ada titik temu. Akhirnya saya memutuskan permasalahan ini harus diselesaikan melalui ranah hukum, supaya semuanya adil dan pihak yang salah dapat menerima hasilnya, siapapun itu,” ujar Tatu kepada wartawan, saat berada di lokasi penyegelan pada Senin (27/9/2021).
Sengketa akibat tukar tanah dengan kerbau
Penjabat Kepala Desa Kendayangan, Samudi mengatakan, tanah tempat berdirinya PAUD tersebut milik Desa Kendayangan yang diperoleh secara hibah dari kepala desa pertama yang bernama Madumar.
Sedangkan berdasarkan bukti perolehan, tanah tersebut diperolah Madumar dengan cara barter dengan seekor kerbau dari pemilik tanah sebelumnya yakni Amunah (orangtua Abubakar) pada tahun 1982.
“Tanah ini sebetulnya milik desa, yang kami fasilitaskan untuk lembaga pendidikan PAUD, tanah ini diperoleh dari kepala desa sebelum saya, yaitu pak Madumar," kata Samudi saat ditemui SuaraBanten.id Selasa (28/9/2021).
"Kami punya bukti berupa oret-oretan jual beli, dimana tanah ini hasil barter dengan seekor kerbau bapak Madumar kepada pemilik tanah yaitu Ibu Amunah pada tahun 1982,” imbuhnya.
Samudi menambahkan, Amunah menjual tanah tersebut lantaran melihat Desa Kendayangan tidak memiliki lahan untuk mendirikan Kantor Desa. Amunah sengaja menjual tanah tersebut kepada Madumar dengan cara membarternya dengan seekor kerbau milik Madumar.
“Yang saya ketahui, awalnya Desa Kendayangan ini tidak memiliki lahan untuk mendirikan Kantor Desa, lalu ibu Amunah menawarkan kepada pak Madumar yang saat itu menjabat kepala desa supaya menggunakan tanahnya untuk dibangun Kantor Desa," jelasnya.
"Setelah itu pak Madumar menyetujui dan membarternya dengan seekor kerbau, dan ibu Amunahpun menyetujui, kemudian mereka melakukan oret-oretan sebagai bukti jual beli,” lanjut Samudi.
Siswa diliburkan sepekan
Terkait penyegelan PAUD itu, Kepala PAUD Tunas Harapan, Mulihah baru-baru ini mengungkap kesedihannya. Ia terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar padahal belajar tatap muka baru dimulai.
"Kegiatan belajar mengajar sengaja kami liburkan sudah satu minggu ini, padahal Pembelajaran Tatap Muka baru saja dilaksanakan setelah sebelumnya belajar daring karena pandemi Covid-19," ungkapnya kepada SuaraBanten.id, Selasa (28/9/2021).
Kata Mulihah, KBM telah diliburkan selama sepekan saat pintu ruang kelas PAUD disegel oleh orang yang mengaku ahli waris tanah tempat berdirinya bangunan PAUD.
“Kasian anak-anak, baru saja melaksanakan KBM tatap muka, miris hatimah mas, Cuma ya gimana lagi,” ungkap lirih dengan mata berkaca-kaca.
Kontributor : Oki Fathurrohman