SuaraBanten.id - Gubernur Banten Wahidin Halim mengumumkan pemenang sayembara Tugu Pamulang, Senin (20/9/2021). WH mengumumkan desain Tugu Pamulang melalui Instagramnya @wh_wahidin halim.
Sayembara desain Tugu Pamulang tersebut dimenangkan oleh Dedi Kurniadi sebagai ketua tim, dan Oma Marta Dijaya sebagai anggota.
“Apresiasi kami untuk semua peserta Sayembara Desain Tugu Pamulang. Tetap semangat dan berkreasi untuk bangsa dan terima kasih telah berpartisipasi dalam Sayembara Desain Tugu Pamulang. Semoga tahun 2021 ini penuh barokah dan kebaikan untuk kita semua,” ujar Wahidin dalam keterangan di media sosial.
WH mengungkapkan, prosedur penyerahan hadiah uang tunai dan piagam peserta, kata WH, pemenang akan dihubungi oleh admin untuk penyerahan hadiah uang tunai.
Baca Juga:PANAS! Gubernur Banten Wahidin Halim Jawab Tudingan Gagal Bangun Good Governance
“Piagam seluruh peserta akan dikirim email sesuai dengan peserta yang menyampaikan desainnya. Demi menjaga hak cipta dan orisinalitas desain pemenang sayembara, kami membuka masa sanggah hingga tanggal 26 September 2021,” ungkapnya.
Sebelumnya, WH membuka sayembara dengan judul Desain Tugu Pamulang dengan total hadiah Rp.20 juta.
Sementata saat dimintai pendapat, salah satu warga Kedaung, Pamulang Sandi Andoro (29) mengatakan, dirinya tidak perduli dengan sayembara desain tersebut. Warga asli Betawi itu hanya menginginkan aksi nyata terakit perbaikan Tugu Pamulang.
“Ya ga peduli saya mah mau hadiahnya berapa. Ya kita mah maunya Tugu ini udah bener, jadi, bagus. Saat kita melihat udah jadi gitu. Kalau cuma sayembara trus ada yang menang, terus ga ada aksi nyata pengerjaan ya omong kosong lah,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, buntut polemik Tugu Pamulang, Pemerintah Provinsi Banten bakal membongkar dan melakukan pembangunan ulang. Bahkan, Gubernur Banten Wahidin Halim berencana melakukan sayembara desain tugu tersebut.
Baca Juga:Gubernur Banten Wahidin Halim Divaksin Pfizer Dosis Kedua: Tidak Ada Keluhan
Wacana tersebut mendapat kritik pedas dari sejarawan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Tubagus Sos Rendra. Menurutnya, sayembara desain Tugu Pamulang hanya akal-akalan gubernur.
"Itu mah sudah akal-akalan pemerintah. Sudah akal-akalan lomba itu. Dia mah udah ngantongin bakal dibikin apa. Sudah kebaca saya mah. Hanya teknis aja cuma sudah ngantongin (desainnya). Padahal hasil lomba provinsi tinggal bayar aja, beres kan," katanya kesal, Jumat (16/4/2021).
Menurutnya, Pemprov Banten tak perlu ikut campur dalam pembangunan Tugu Pamulang yang menjadi ikon Tangsel itu. Selain itu, jika dibangun pun tak melulu harus 'Menara Banten'.
"Ini kan Tangsel, bagian dari Provinsi Banten. Ada delapan kabupaten kota kan, berarti Banten nggak usah ikut campur, kan ada otonomi daerah. Ini urusan Tangsel membuat tugu pahlawan. Tugu Menara Banten kan udah ada di Banten Lama, Kota Serang aja sebagai ibu kota provinsi enggak ada Tugu Menara Banten di Serang kan? Kenapa justru di paling ujung (wilayah) ada menara. Tanpa menara pun tahu, Tangsel bagian dari Provinsi Banten," papar Rendra.
Rendra meminta, tugu yang berada di Jalan Siliwangi itu dibangun Tugu Pahlawan Seribu. Sehingga masyarakat Tangsel semakin paham soal sejarah perlawanan para pejuang dahulu melawan Belanda di Tangsel.
"Tugu yang cocok menurut saya adalah Tugu Taman Makam Pahlawan Seribu. Atau di atasnya KH Malik Ibrahim atau ada relief Laskar Rakyat yang melawan NICA," ungkap Rendra masih keturunan salah satu penyebar Islam di Tangsel Tubagus Muhammad Atif, putra Sultan Banten keenam Sultan Ageng Tirtayasa itu.