Publik Perlu Tahu! Beda Kehilangan Penciuman Gegara Covid-19 dengan Pilek Biasa

Pengalaman penyintas Covid-19 yang sudah sembuh, salah satu ciri terinfeksi Covid-19 yakni kehilangan indra penciuman.

Hairul Alwan
Senin, 28 Juni 2021 | 13:37 WIB
Publik Perlu Tahu! Beda Kehilangan Penciuman Gegara Covid-19 dengan Pilek Biasa
ILUSTRASI Covid-19. [Istimewa]

SuaraBanten.id - Publik perlu tahu, beda kehilangan penciuman gegara Covid-19 dengan pilek biasa.

Pada masa Pandemi Covid-19, terlebih saat terjadi lonjakan kasus seperti saat ini publik perlu mengetahui banyak terkait Covid-19.

Berdasarkan pengalaman penyintas Covid-19 yang sudah sembuh, salah satu ciri terinfeksi Covid-19 yakni kehilangan indra penciuman.

Salah satu gejala paling umum yang dirasakan pasien Covid-19 adalah anosmia atau kehilangan indra penciuman.

Baca Juga:Serang Warga dan Polisi Menggunakan Parang, Pria di Kronjo Ditembak Mati

Dalam sebuah studi yang dilakukan Office for National Statistics (ONS) November 2020 lalu, anosmia tidak hanya terjadi pada pasien bergejala, tetapi juga dialami kelompok asimptomatik atau tidak bergejala. Ini bisa juga diartikan sebagai orang tanpa gejala (OTG).

Studi itu juga menyebut, anosmia menjadi gejala yang dirasakan kebanyakan penderita infeksi virus corona.

Kendati demikian, anosmia bisa terjadi lantaran faktor lain, misalnya hidung tersumbat karena pilek, alergi, atau infeksi sinus. Saat lonjakan kasus Covid-19 melonjak di Indonesia, tentu ada kekhawatiran yang muncul saat kehilangan penciuman.

Agar tidak salah, dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Delfitri Muni, menjelaskan perbedaan anosmia akibat Covid-19 dan pilek.

Menurut Delfitri, rongga hidung menjadi tempat menjadi tempat paling favorit bagi Covid-19, karena penularan virus melalui percikan dan airbone.

Baca Juga:Sebut Khalid Basalamah Ustaz Salafi-Hijazi: Tokoh NU: Tidak Cocok Dengan NU

"Di hidung ini, aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu (penciuman),” paparnya, seperti dikutip dari Terkini.id-Jaringan Suara.com, Minggu (27/6/2021).

Ia menjelaskan, atap hidung yang melengkung membuat partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangkut. Kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona.

Delfitri memaparkan, sifat virus yang merusak sel dan mengakibatkan peradangan membuat saraf penciuman terganggu, sehingga berakibat pada hilangnya indra penciuman.

Sementara itu, hilangnya indra penciuman akibat pilek atau influenza disebabkan peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung. Hal tersebut membuat hidung mampet dan tidak bisa menghirup udara.

“Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup,” beber Delfitri.

Kondisi ini membuat partikel-partikel udara yang membawa bau itu tidak bisa masuk karena tertutup lubang hidung.

"Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu," jelas Delfitri.

Perbedaan kondisi saraf dalam hidung inilah yang membedakan hilangnya indra penciuman akibat virus corona dan pilek.

Intinya, sebut Delfitri, seorang pasien Covid-19 akan mengalami kehilangan indra penciuman tetapi masih bisa menghirup udara dengan normal.

Sementara itu, kehilangan indra penciuman yang dialami penderita pilek atau influenza biasanya disertai dengan gangguan dalam menghirup udara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini