Rebranding Cigading Port Jadi Krakatau International Port Didukung Bamsoet

Rencananya, Krakatau International Portdiresmikan manajemen PT KBS yang merupakan anak perusahaan PT. Krakatau Steel Juli 2021 mendatang

Hairul Alwan
Jum'at, 04 Juni 2021 | 10:35 WIB
Rebranding Cigading Port Jadi Krakatau International Port Didukung Bamsoet
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menemui direksi PT KBS. [IST]

SuaraBanten.id - Rebranding Cigading Port menjadi Krakatau International Port (KIP) didukung Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Rencananya, Krakatau International Port  yang akan diresmikan manajemen PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang merupakan anak perusahaan plat merah PT. Krakatau Steel Juli 2021 mendatang.

Sekaligus mendorong pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan dan pengembangan KIP sebagai International Hub Port, sekaligus pelabuhan curah kering terbesar dan terdalam di Indonesia.

"KIP berlokasi pada Golden Area of Sunda Strait. Terhubung dengan Jalur 21st Century Maritime Silk, garis komunikasi laut (Sea Lane of Communication/SloC), dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I," ujar Bamsoet usai menerima direksi PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), Kamis (17/6/2021).

"Keberadaannya sangat penting untuk mendukung program National Logistic Ecosystem (NLE) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Instruksi Presiden Nomor 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Layanan logistik yang lebih efektif serta efisien sangat penting demi percepatan dan pemerataan ekonomi bangsa," imbuhnya.

Baca Juga:Ketua MPR Benarkan Diminta Jadi Saksi Nikah Rizky Billar dan Lesti Kejora

Bamsoet mengungkapkan, KIP merupakan aset sekaligus peluang bagi Indonesia meningkatkan perannya dalam perdagangan global. Khususnya dalam memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah sebagai penunjang ekspor.

Bamsoet memaparkan, KIP yang memiliki 17 dermaga, yang juga terintegrasi dengan jasa logistik dan pergudangan terpadu atau integrated warehouse (IWH) terbesar se-Asia Tenggara. Memiliki teknologi bongkar muat dan sistem informasi baru dengan pelayanan front-end yang diintegrasikan oleh sistem informasi SAP 4 HANA and POCIS.

"Selain itu didukung implementasi teknologi atau Internet of Things (IoT) mutakhir, sehingga mampu mengakomodir berbagai jenis kapal mulai dari 10.000 – 200.000 DWT (super capesize vessel)," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, terlebih setelah adanya Bagan Pemisah Alur Laut (Traffic Separation Scheme/TSS) yang diberlakukan di Selat Sunda dan Lombok pada 1 Juli 2020, menjadikan trafik di Selat Sunda akan meningkat. Sehingga bisa menjadi jalur alternatif perdagangan ke Asia Barat dan Eropa yang selama ini bertumpu pada Selat Malaka.

"Pada tahun lalu, selain melayani ekspor besi dan baja, pelabuhan tersebut juga melayani ekspor kargo mineral komoditas batubara, kokas, bijih besi, dan GGBFS (ground granulated blast furnace slag) ke China, India, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Vietnam. Serta diperkuat dengan 20 jalur domestik untuk pengiriman kargo mineral maupun pangan di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Bamsoet.

Baca Juga:Keras! MPR Minta Jokowi Batalkan PPn Sembako dan Biaya Pendidikan: Inflasi Akan Naik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini