Awi menambahkan, setelah selesai dikremasi bapak pulang dan mengisi daya ponselnya, lalu mengirim foto tersebut kepada keluarganya. Namun saat melihat foto tersebut, ibu mengatakan jenazah yang difoto bukanlah jenazah keluarganya.
“Setelah itu pada pagi sesudah melaksanakan kremasi, pihak yayasan rumah duka menelpon bahwa jenazah tersebut bukanlah jenazah Sing Peng. Tidak berselang beberapa lama Pihak RS Bhayangkara Batam menghubungi dan memberitahukan bahwa jenazah Sing Peng tertukar,” ucapnya.
Awi juga mengatakan, setelah pihak rumah sakit menelpon, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena jenazah Abdul Hamid telah dikremasi.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena jenazah tersebut telah dikremasi dan abunya juga tidak bisa diambil pada malam hari tersebut. Seharusnya pihak rumah sakit telah menyerahkan jenazah dengan sesuai data yang ada, kalau sudah begini bagaimana kelanjutannya. Biasanya di sekitar tubuh mayat diberi identitas di kakinya, namun bapak tidak melihat itu ada pada jenazah tersebut,” pungkasnya.
Baca Juga:Diboikot, Indomaret Jatiuwung Ramai Pembeli Padahal Ada di Pemukiman Buruh Tangerang
Awi menjelaskan, kalau sudah terjadi hal seperti itu bagaimana pertanggungjawaban pihak rumah sakit. Apakah RS Bhayangkara Batam bersedia bertanggung jawab akan hal tersebut.
“Kami juga sudah mempertanyakan bagaimana nantinya tangung jawab dari pihak RS Bhayangkara Batam. Namun hingga saat ini belum ada kepastian, kami berharap abang kita bisa dimakamkan sesegera mungkin karena sudah lebih dari empat hari,” katanya.
Saat ini pihak keluarga Abdul Hamid sedang menjemput sisa jenazah untuk dikebumikan secara Islam di Tempat Pemakaman Umum Air Raja.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri Dokter Novita saat dikonfirmasi enggan memberikan komentar terhadap peristiwa tersebut. “Langsung ke Kabid Humas saja biar satu pintu,” katanya.
Baca Juga:Bupati Pandeglang Tolong Benahi Jalan! Nenek 70 Tahun Ditandu Berobat ke Puskesmas