Kisah Vokalis Letto Neo, Dari Atheis Memeluk Agama Islam Gegera Ini

Neo yang mempunyai pemikiran kritis dan selalu menggunakan logika saat mempelajari Islam membuatnya sulit percaya tuhan.

Hairul Alwan
Rabu, 21 April 2021 | 09:15 WIB
Kisah Vokalis Letto Neo, Dari Atheis Memeluk Agama Islam Gegera Ini
Neo Letto menceritakan kisah hijrahnya menjadi muslim [Youtube]

SuaraBanten.id - Siapa Sangka, Vokalis Letto, Neo mengaku mempunyai cerita tersendiri saat hijrah menjadi pemeluk agama Islam. Putra Pendakwah, Cak Nun itu melewati perjalan yang cukup rumut hingga ia menjadi seorang muslim.

Neo Letto berpemikiran kritis dan selalu menggunakan logika saat mempelajari Islam membuatnya sulit percaya tuhan. Neo Letto putuskan Jadi atheis atau tidak beragama.

“Pada agama itu saya tidak bisa lari dari modal dasar yang diberikan Tuhan. Saya tuh inkuisitif, saya enggak akan makan kalau saya enggak bener-bener punya train of thoughts yang jelas di situ. Salah satu contohnya, paling ekstremnya saya pernah juga atheis dengan sadar," ucap Noe Letto dilansir dari channel YouTube CAHAYA UNTUK INDONESIA.

Neo Letto [Youtube.com]
Neo Letto [Youtube.com]

Vokalis bernama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh itu juga mengartikan kalimat syahadat hanyalah sebuah kesaksian. Dari situ, Neo Letto pergi ke Kanada untuk belajar Islam bahkan tinggal di masjid.

Baca Juga:Intip Nicholas Saputra Divaksin Covid-19, Ekpresinya Buat Kaum Hawa Meleleh

"Saya belum beragama ini, saya cuma mengadopsi konsep beragama sehingga belum betul-betul bersaksi terhadap Tuhan. Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya sama Tuhan, bukan suruh percaya sama Kanjeng Nabi. Suruh bersaksi. Saksi itu tidak denger-denger, tidak mengakusisi," lanjutnya.

"Saya kemudian me-reset semuanya. Saya bukan siapa-siapa, saya engak tahu apa-apa. Jadi kalau saya mau masuk Islam atau tidak, saya pun juga enggak tahu," ungkapnya.

Neo Letto [Youtube.com]
Neo Letto [Youtube.com]

Di masjid tersebut Neo Letto bertemu seorang syekh yang membantunya memahami Islam. Neo Letto menyadari keterbatasan manusia dalam menjangkau pemahaman agama secara logika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini