"Kemarin, satu bulan, kelompok-kelompok munafik puasa, ada istilah buka bersama, saya nonton TV, innalillahi. Habis bicara A jadi B. Ada satu yang sering pakai sorban seperti ban pespa putih ke mana-mana (sambil menggerakkan tangan mengelilingi kepalanya, seolah melilit sorban). Ngaku-ngaku ustaz," ujar Yahya Waloni.

Pada bagian inilah, Yahya Waloni menyebut bahwa orang Indonesia sangat mudah percaya padahal watak orang gampang berubah.
Contohnya ia sendiri yang mualaf namun langsung disebut ustaz oleh masyarakat Indonesia.
"Hei kawan, ini orang Indonesia ini, suka sekali percaya. Saya saja dari kafir, langsung dicap ustaz begini. Jangan dulu! Apalagi orang Indonesia ini wataknya suka berubah. Hari ini bicara A, besok jadi B, seperti bunglon, seperti gurita. Gurita, batu putih jadi putih, batu merah jadi merah, batu biru jadi biru, batu cokelat jadi cokelat, batu hitam jadi hitam, watak orang Indonesia," kata Yahya Waloni.
Baca Juga:Komplain Diberi Kursi Gereja saat Ceramah, Yahya Waloni: Ganti Kursi Islam