Masjid Kasunyatan, Terkenal Karena Pekulahan Bekas Wudhu Para Wali

"Dulunya itu kan kulah itu tempat wudhu, para wali Allah saat hendak solat, jadi karomahnya begitu besar," kata salah satu Pengurus Masjid, Nurul Falah.

Hairul Alwan
Kamis, 15 April 2021 | 13:23 WIB
Masjid Kasunyatan, Terkenal  Karena Pekulahan Bekas Wudhu Para Wali
Masjid Kasunyatan terletak di Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen,Serang [Suara.com/Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Masjid Kasunyatan, itulah julukan masjid yang sangat terkenal dengan air kulahnya.

Masjid Kasunyatan berada di Kelurahan Kesunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Bagaimana tidak, salah satu masjid tertua di Banten itu pernah menjadi persinggahan para calon Dewan, calon Wali Kota hingga Menteri samapi artis nasional untuk mandi di pekulahan masjid.

Masjid yang terletak di Lingkungan Kasunyatan Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, di hapit oleh rumah penduduk baik dari sisi kanan dan kiri, air kulah untuk mandinya pun terletak pada depan imam masjid.

Baca Juga:Terbuat dari Kayu, Masjid Tertua di Langkat Ini Masih Berdiri Kokoh

Pantauan SuaraBanten.id, Kamis (15/4/21). Masjid tersebut terletak kurang lebih sejauh 500 meter dari jalan utama Kasemen. Masjid Kasunyatan dihapit oleh rumah penduduk yang sangat dekat dan pemakaman para pejuang dulu.

Saat hendak masuk masjid kita disuguhkan gapura yang begitu besar menunjukan pintu utama masuk masjid. Struktur bangunan dari mesjid Kasunyatan tergolong masih utuh seperti bangunan pada umumnya, namun ada beberapa yang sudah di tambahkan seperti tempat wudhunya, dan jalan dan halaman yang sudah di batako.

Melihat ornamen dalam masjid, masih sangat asli tiang tiang masjid langsung disanggah oleh kayu batangan dari kayu jati. Tempat khotbahnya pun berada tengah sedikit jauh dari dari imam, dan terdapat pedang yang bercagak dua.

Sementara, air kulah yang dipercaya membawa keberuntungan baik mempercepat jodoh, mempercepat rizki, dan keinginan-keinginan sesuai hajat orang yang datang ke air kulah masjid kasunyatan, air kulah itu terletak di hadapan masjid Kasunyatan, dengan ukuran kurang lebih 6x6 meter, dengan memiliki empat sudut pintu.

Nurul Falah, salah seorang pengurus mesjid Kasunyatan mengatakan, masjid Kasunyatan ini terkenal dengan pekulakhannya atau air kulah masjid, karena air tersebut banyak dipercayai orang membawa keberuntungan atau membantu mengabulkan hajat atau keinginan orang. 

Baca Juga:Raffi Ahmad Kenalkan Istri Baru Secara Live, Namanya Yuni

"Dulunya itu kan kulah itu tempat wudhu, para wali Allah saat hendak solat, jadi karomahnya begitu besar," katanya kepada SuaraBanten.id di kediamannya di Link Kasunyatan.

Kata dia, air kulah masjid kasunyatan sudah terkenal keberbagai daerah di seluruh indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan daerah-daerah lainnya. Hal itu dibuktikan dengan datangnya orang-orang dari luar daerah itu.

"Banyak dari mana-mana datang kesini hanya untuk mandi aja, kemarin juga ada yang dari Kalimantan," sebutnya.

Ia menceritakan, air pekulahan ini sempat dijadikan pemandian oleh para tokoh, para politikus, bahkan sampai ke kalangan artis. 

"Sering kesini mandi, calon Wali Kota, calon Dewan, calon Menteri, bahkan artis itu dulu pernah kesini dulu tau gak seperti Titi Puspa, karena mungkin tau kali sama sejarah ya," ungkapnya.

Namun, Kata Nurul, bagi orang yang ingin mandi air kulah masjid kasunyatan tidak sembarangan orang langsung nyempung melainkan harus ada yang membawa atau yang membimbing. 

"Kalau perempuan ya harus perempuan yang mandiin, kalau laki-laki ya harus laki-laki lagi, setelah itu diwajibkan untuk solat ke masjid kasunyatannya solat dua rokaat, nanti biasanya diarahkan sama yang penjaganya," ujarnya.

Pada saat musim pandemi ini, pengunjung di masjid kasunyatan tergolong normal dan tidak dibatasi. Meski begitu pihak pengurus masjid tetap mematuhi aturan pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan. 

"Biasa aja dimasa pandemi ini, sama seperti biasanya juga, ada aja pengunjung yang dari luar daerah, kemarin juga ada yang dari Kalimantan, sekarang ada yang dari Depok dan Bogor, yang sedang itikap selama 7 hari dan 40 hari," ungkapnya.

Kata dia, air kulah masjid kasunyatan itu terdapat sumber dan tidak bisa kering, sumber muncul dari beberapa sudut dan keluarnya besar. Meski begitu, pihaknya bersama pengurus masjid selalu melakukan pengurasan setiap 2 tahun sekali.

"Kami tetap kuras meskipun saat menguras tidak kering, waktunya itu selama dua tahun sekali," pungkasnya.

Kontributor : Adi Mulyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini