Namun, mereka lebih yakin dengan teori bahwa reaksi itu merupakan dampak berlebih dari kekebalan yang disebut 'badai sitokin', yang menyebabkan tubuh menyerang jaringan sehat.
"Kami belum melihat kasus priapisme terkait Covid seperti ini dan kami telah menangani lebih banyak pasien Covid daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi yang langka tetapi dapat dijelaskan dari Covid," ucap Dr Viney mengatakan kepada MailOnline.
"Pada pasien ini, ia memiliki priapisme aliran rendah yang pasti cocok dengan mikroemboli (gumpalan kecil terbentuk di pembuluh darah yang lebih kecil) dan ini adalah salah satu komplikasi Covid yang kita lihat di banyak sistem organ lain," jelasnya, melansir Batamnews (jaringan Suara.com).
Untuk informasi, priapisme juga ditemukan pada pria dengan penyakit sel sabit, leukemia (kanker darah), atau malaria, tetapi dapat terjadi secara acak tanpa pemicu apa pun.
Baca Juga:Titik Terang, Ilmuwan Membuat Obat Covid-19 Oral yang Dinilai Menjanjikan
Kasus serupa ditemukan pada sepertiga pasien yang terinfeksi virus corona. Saat gumpalan menghalangi arteri atau vena, hal itu dapat memicu serangan jantung dan stroke yang fatal hingga mengarah pada priapisme.
Sebelumnya, kakek berusia 62 tahun dari Prancis menderita kondisi serupa usai didiagnosis positif Covid-19. Beruntung, ia mampu bertahan dan kini negatif.
Dijelaskan Myriam Lamamri, seorang dokter perawatan intensif yang merawat pasien tersebut menjelaskan, besar kemungkinan pasien tersebut mengalami penyumbatan darah.