SuaraBanten.id - Rencana kerja sama antara Pemerinta Kota Serang dan Tangerang Selatan (Tangsel) terkait penerimaan 400 ton sampah setiap hari dari Tangsel, mendapat sorotan tajam dari aktivis lingkungan hidup.
Aktivisi Kaukus Lingkungan Hidup Serang Raya, Anton Jorda Susilo mengatakan, pihaknya menolak rencana yang tertuang dalam MoU atau kesepakatan antar Pemkot Serang dan Tangsel tersebut.
Dalam MoU itu, Pemkot Serang disebut-sebut mengusulkan dana senilai Rp 48 miliar ke Pemkot Tangsel soal penerimaan 400 ton sampah tersebut.
Anton mengatakan, rencana itu itu dinilai akan menyengsarakan masyarakat Kota Serang. Khususnya warga Kecamatan Taktakan.
Baca Juga:Banjir Surut, Tumpukan Sampah 'Hiasi' Sudut Kota Banjarmasin
“Kota Serang bukan Kota sampah tapi Kota Madani. Kami Kaukus Lingkungan Hidup Serang Raya menolak,” ujar Anton dikutip dari Bantenhits.com—jaringan Suara.com—Kamis (28/1/2021).
“Semoga pak Wali Kota Serang (Syafrudin) dan jajaranya yang baik, pikir ulang lah. Karena sampah bukan warisan dan bisa diwariskan,” sambungnya.
Sementara itu, Wali Kota Serang Syafrudin mengakui masih banyak kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki di Kota Serang.
Terutama persoalan kemiskinan, rumah tidak layak huni, penanganan banjir, gizi buruk, stunting dan infrastruktur.
“Itu semua masalah akan kami progres di tahun depan,” kata Syafrudin dalam acara Forum Konsultasi Publik “Rancangan Awal RKPD Kota Serang tahun 2022’ di salah satu hotel di Kota Serang secara virtual, Kamis (28/1).
Sedangkan untuk hal yang ditekankan adalah kesehjateraan masyarakat yang artinya terdiri dari beberapa poin. Diantaranya infrastrukur, pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya.
Baca Juga:Kota Serang Jadi Tempat Sampah Warga Tangsel Ternyata Belum Siap
“Pelayanan dasar yang diutamakan serta peningkatan SDM karena tidak mungkin masyarakat sejahtera jika SDM nya tidak mempuni,” jelas Wali Kota Serang.