Ekonomi Masyarakat Baduy Tak Terganggu Meski Wabah Covid-19 Melanda

Produksi pangan yang melimpah dari warga Baduy membuat mereka tidak mengalami kesulitan meski dunia dilanda wabah Covid-19.

M Nurhadi
Jum'at, 22 Januari 2021 | 13:11 WIB
Ekonomi Masyarakat Baduy Tak Terganggu Meski Wabah Covid-19 Melanda
Ilustrasi warga Baduy (Suara.com)

SuaraBanten.id - Sejumlah wisatawan lokal mulai nampak mengunjungi kawasan permukiman Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak untuk menikmati nikmatnya buah durian sembari memandang panorama alam di daerah itu.

Wisatawan yang datang kebanyakan berasal dari  berbagai daerah di Provinsi Banten, seperti Serang, Bayah, Tangerang, dan Pandeglang.

"Kami datang ke sini bersama rombongan ingin melihat kehidupan warga Baduy juga menikmati makan durian," kata salah seorang pengunjung bernama Tati, warga Bayah, Kabupaten Lebak, Jumat (22/1/2021).

Para pengunjung menyebut, permukiman Baduy di Kabupaten Lebak cukup menarik. Tidak hanya alamnya yang masih asri, tapi juga kehidupan masyarakatnya sederhana.

Baca Juga:Tenaga Kesehatan di RSUDAM Mulai Divaksin Covid-19

Masyarakat Baduy menghuni rumah panggung yang terbuat dari atap rumbia, hamparan dan dinding bilik bambu tanpa dilengkapi kamar mandi serta toilet.

Menurutnya, kehidupan suku baduy penuh kedamaian dan ketentraman dengan mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang.

Permukiman kawasan Baduy tidak terlihat barang-barang elektronika, penerangan listrik, dan kendaraan. Mereka juga menolak pembangunan sarana infrastruktur jalan.

"Kami merasa senang bisa mendatangi permukiman Baduy dan mereka sangat damai juga mencintai alam juga kehidupannya sederhana," katanya.

Bahkan, ia mengatakan, warga suku Baduy tidak mengalami kesulitan meski dunia dilanda wabah Covid-19. Produksi pangan seperti padi, pisang, dan umbi-umbian melimpah dari bercocok tanam ladang itu.

Baca Juga:Total Kubur 20 Jenazah Corona, TPU Bambu Apus Sudah Sibuk Sejak Dibuka

"Kami mengapresiasi kehidupan warga Baduy cukup sederhana juga persediaan pangan keluarga mencukupinya," kata Tati.

Seorang pengunjung lainnya, Kodir (40) menyebut, ia bersama rombongan pertama kali mengunjungi permukiman Baduy karena penasaran untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Baduy.

Selama ini warga Rangkasbitung itu hanya mengetahui masyarakat Baduy hanya dari televisi dan belum pernah mengunjunginya.

"Kami datang ke sini akan mengunjungi hutan kawasan Baduy juga mendatangi kawasan Baduy Dalam," katanya.

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Desa Kanekes Hudri mengimbau, wisatawan yang mengunjungi Baduy harus mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Jika ditemukan pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan 3M, maka akan dilakukan peneguran oleh petugas untuk selanjutnya penindakan tegas. Sebab, lanjut dia, selama ini kawasan pemukiman Baduy terbebas dari ancaman penyakit yang membahayakan, termasuk Virus Corona itu. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini