SuaraBanten.id - Suara tawa perlahan terdengar dari anak-anak korban gusuran Tol JORR II atau tol Kunciran-Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta).
Keceriaan mereka perlahan kembali nampak setelah Komunitas Badut Tangerang Raya (BATARA) datang ke RT 01/ RW 02 Kampung Baru, Kecamatam Benda yang menjadi lokasi eksekusi paksa 27 bidang lahan warga.
Komunitas badut turut prihatin atas kondisi anak-anak tersebut. Dipastikan mereka kehilangan rumah dan tempat mereka biasa bermain setelah dua alat berat milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meratakan sisa-sisa puing rumah mereka yang dieksekusi beberapa saat lalu.
Asap hitam yang mengepul dari salah satu alat berat yang berada tak jauh dari tempat mereka bahkan dijadikan lelucon para badut yang dinahkodai oleh Joe Kormano.
Baca Juga:Alhamdulillah, Korban Gusuran Tol JORR II Dijamin Tempat Tinggal Sementara
“Itu kereta api kok enggak ada relnya, jalannya gimana ya?” ucap Joe Kormano kepada anak-anak seraya menawarkan hadiah berupa tumbler, Sabtu (5/9/2020).
Anak-anak cukup riang saat para badut tersebut mencoba berinteraksi dengan mereka. Sesekali bahkan anak-anak menjawab pertanyaan yang dilontarkan badut.
“Itu bukan Kereta Om Badut, itu bekhoe ,” ujar salah satu anak yang mengikuti program pemulihan trauma.
Di tengah suasana yang penuh dengan kepul asap gusuran rumah mereka. Anak-anak tetap bisa bermain sebagaimana mestinya mereka.
Melansir Bantennews (jaringan Suara.com), beberapa tahun terakhir, Joe bergerak di bidang pemulihan trauma melalui pertunjukan badut. Menurutnya, BATARA merasa terpanggil atas kondisi anak-anak yang trauma atas penggusuran tersebut.
Baca Juga:Penerbangan Langsung ke Wuhan dari Soekarno-Hatta Siap Dibuka Pekan Depan
- 1
- 2