Kabar baiknya, kata Hendra, bakal ada update data baru sebagai penerima bansos sesuai pengajuan desa sebelumnya. Rencananya bakal ada 112 orang penerima.
Nantinya bagi warga yang tidak ter-cover bantuan pusat akan di-cover dari bantuan provinsi, Kabupaten dan Dana Desa (DD).
Persoalan polemik data warga yang meninggal juga terjadi di Desa Koranji, Kecamatan Pulosari. Kepala Desa Koranji Solehudin menyebutkan, ada kurang lebih 10 orang yang terdata sebagai calon penerima yang sudah ternyata meninggal. Sisanya termasuk penerima double program bantuan lainnya.
"Sedikit sih paling di bawah 10 orang (meninggal) cuman ada yang ganda suami istri dapat. Ada yang belum, ada juga yang PKH-nya udah tercoret, kayaknya masih pakai data lama, bukan hasil pendataan desa," ujarnya.
Baca Juga:Layani Lelaki Hidung Belang, Seorang WTS Tak Tahu Dibayar Pakai Uang Palsu
Solehudin mengaku pihaknya mengajukan sebanyak 446 calon penerima ke Kemensos dan hanya terealisasi sebanyak 136 orang. Lantaran tidak sesuai pengajuan, ia tengah berkoordinasi dengan pihak kecamatan supaya warga yang meninggal segera diganti.
Ia berharap warganya bisa mendapatkan bantuan dampak dari pandemi Covid-19.
"Mudah-mudahan nanti kan masih ada dari provinsi, Kabupaten dan BLT dana desa, harapnya ke-cover semua," ungkapnya.
Polemik serupa terjadi di Desa Girijaya, Kecamatan Saketi. Dari 172 orang calon penerima, hanya 152 orang yang betul-betul sebagai calon penerima. Sisanya 6 orang meninggal dunia, 1 orang penerima PKH, 1 orang KKS dan 8 orang penerima Jamsosratu.
"Sisanya pindah (domisili), double nama dan transmigrasi 1 orang," kata Kepala Desa Girijaya Tedi Setiadi.
Baca Juga:Isu Ada Oknum Terima Suap dari Pemudik, Polda Metro: Tolong Videokan!
Kontributor : Saepulloh