Warga Miskin di Serang Meninggal karena Wabah Corona, Pemkot: Sudah Dibantu

Ibu Yuli meninggal kemarin.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 21 April 2020 | 10:52 WIB
Warga Miskin di Serang Meninggal karena Wabah Corona, Pemkot: Sudah Dibantu
Kholid (kiri) suami Yuli, ibu miskin yang tak makan dua hari gara-gara Corona. (BantenHits.com/ Mahyadi)

SuaraBanten.id - Pemerintah Kota Serang mengklaim sudah membantu Yuli Nur Amelia, ibu miskin yang kelaparan karena KLB wabah corona.

Kepala Dinas Kominfo Kota Serang, Hari Pamungkas menjelaskan bahwa keluarga Kolid merupakan penerima bantuan masyarakat terdampak virus corona dari Pemerintah Kota Serang.

“Bantuan Pemerintah Kota Serang kepada keluarga tersebut telah didistribusikan pada Sabtu 18 April 2020. Saudari Y meninggal dunia dalam perjalanan menuju puskesmas,” kata Hari.

Orang miskin warga Kota Serang, Banten meninggal dunia karena pembatasan wabah virus corona. Dia adalah Yuli Nur Amelia.

Baca Juga:Anies-Riza Diminta Alihkan Dana Operasional Rp 63 M untuk Bantuan Corona

Yuli Nur Amelia, warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang meninggal dunia, Senin (20/4/2020). Yuli Nur Amelia tak makan selama 2 hari, dia kelaparan.

Selama 2 hari itu Yuli Nur Amelia hanya minum air putih. Hal itu karena selama wabah Corona, suaminya yang hanya menggantungkan hidup dari menjual barang bekas tak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sang suami, Kolid mengungkapkan istrinya tengah banyak pikiran selama wabah corona.

“Pagi mah seger, sehat, tidak ada keluhan. Karena ada pikiran, kata dokter. Mungkin banyak orang yang ngomong gini,” kata Kolid, Senin (20/4/2020) kemarin.

Kisah Tragis

Baca Juga:Berlayar dari Surabaya ke Jakarta, 16 ABK KM Nggapulu Terindikasi Covid-19

Kisah tragis menyelimuti Yuli Nur Amelia, warga Kota Serang, Banten. Yuli meninggal dunia kareka kelaparan yang disebabkan wabah virus corona.

Sebelum meninggal, perempuan berusia 42 tahun dan keluarganya itu harus menjalani hari-hari yang menyedihkan selama Banten KLB virus corona.

Yuli dan keluarga yang selama ini hanya bergantung dari penghasilan suami mengangkut sampah ini, harus bisa menahan lapar selama dua hari.

Itu karena sang suami tak memunyai penghasilan apa pun karena wabah corona. Selama dua hari itu pula, mereka hanya mengisi perut dengan air putih.

Saat masih hidup 2 hari lalu, Yuli menuturkan sang suami awalnya bekerja serabutan dengan penghasilan Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per hari.

“Sekarang suami diajak temannya mengangkut sampah dari perumahan,” ungkap Yuli sambil meneteskan air mata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini